[caption id="attachment_155260" align="alignnone" width="300" caption="ilustrasi: net"][/caption] _________ Sekali tampar, mulutku rompal. Lihat, giginya berantakan di meja makan! Empat sehat lima sempurna, gigiku hinggap di meja Diam menggerutu, berderak-derak di sela tisu taplak meja,gelas minuman, sendok-garpu, piring danlilin keluarga Dirgahayu, dirgahayu .... Ya, dirgahayu gigiku Tiup lilinnya, panjang umurnya Ucap permintaan, habis permintaan Sekali tampar, gigiku berantakan Kata-kata tanggal di meja makan Kukunyah endap di perut kutidurkan di lubang kloset mengalir dekat pemberhentian: halte tubuh di pagi hari, ketika aku menelantarkan subuh. Bah! Sekali tampar,mulutmu juga rompal Jangan mengigau macam-macam Sebab tanganku adalahtitah ;ditulis di koran-koran di musim perang ketika orang-orang pada ketakutan,pelacur-pelacur pada grogi di gelandang aparat, mahasiswa-mahasiswi pada mabuk opium rendah kalori, rendah tar, rendah nikotin, petani-petanidipecundangi, sopir-sopir pada disopiri, pejabat-pejabat belajar silat, bla bla bla, blu blu blu, blus blus blus, sek sek sek, ah ah uh, hore!, hore!, hueeeek! Sekali tampar, mulutku rompal Gigiku berantakan, butuhperawatan (Aku ke UGD, nggak pede. Aku ke dukun, diracun. Aku ke pertapa, dicela. Akuke bar, ditampar. Aku ke restoran, dimakan. Aku ke pejabat, dikompromikan, lalu disunat. Aku hearing, dibalas dengan putusan-putusan kering; kesepakatan-kesepakatan anjing. Aku bosan. Aku marah.Aku buka baju. Berbuka kepala. Aku demonstrasi. Aku dihabisi) Ya, gigiku berantakan, rompal dengan sekali tampar Sisanya adalah darah. Darah yang membuat malaikat-malaikat,nabi-nabi,setan-setan, jin-jin, iblis-iblis, jadah-jadah, sundal-sundal, dewa-dewi di sekitarku marah.