Mohon tunggu...
Via Haiyun Karimah
Via Haiyun Karimah Mohon Tunggu... Lainnya - ---- ------- -

MAKHLUK BUMI etc MANUSIA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Canda dan Candu

22 November 2022   13:05 Diperbarui: 22 November 2022   13:10 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pekat kembali menyeduh rayu
Hirup aroma kopi air mata
Tersingkap kepulan lara disana
Yang berdetak seirama waktu tak tentu


Sesaat ku hirup sekali lagi
Tapi terlanjur, 

Atma ku mendekap harap
Terkecam oleh bias kecewa

Bayu berbaik hati belai lembut luka ku
Angkasa bentangkan teduh pada jiwa yang mulai kan runtuh


Tahu kah, canda mu tlah meraup habis detak yang kuseduh
Candu ku ikut pula meregas sisa-sisa nafas milikku


Aku tercekat,
Lalu sekarat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun