Mohon tunggu...
Via Mardiana
Via Mardiana Mohon Tunggu... Human Resources - Freelance Writer

Penulis Novel | Freelance Writer | Blogger | Traveller | Instagram : @viamardiana | Twitter: @viamardianaaaaa | Blog pribadi : www.viamardiana.com | Email : engineersukasastra@gmail.com atau mardianavia@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Hidup di Zaman Stres adalah Gaya Hidup, Masa?

11 Desember 2018   07:45 Diperbarui: 11 Desember 2018   08:21 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.nature.com/

Pernah engga sih merasa kok kayaknya keburu-keburu tapi  engga jelas keburu-buru sama apa. Atau pernah engga ngerasa udah capek  padahal engga ngelakuin apa-apa? 

Zaman semakin modern, teknologi  semakin canggih, tapi kok kita sebagai manusia malah makin stress ya?  Rasanya resah sejam engga pegang handphone buat lihat sosial media,  rasanya resah kalau tahun depan belum bisa beli mobil baru sedangkan  sodara yang lain sudah ganti mobil sampai 2 kali, rasanya resah kalau  belum naik jabatan padahal teman sendiri udah promosi 2 kali. 

Teman-teman,  pernah terpikirkan engga sih kalau keresahan yang ada itu hasil dari  kita yang tidak menikmati? Gaji sudah diatas 5 juta, tapi engga ada  waktu buat liburan. Tapi pas lihat tabungan, kok saldonya engga  nambah-nambah. Sedangkan teman yang lain gajinya 4 juta tapi bulan depan  akan pergi ke Korea. 

Ada yang salah engga sih dengan apa yang  terjadi sama diri kita? Pagi hari, rasanya untuk bangun saja malas,  apalagi ketemu bos yang diktator, atau ketemu rekan kerja yang punya  niat untuk menjatuhkan kita, kok kayaknya yang negatif-negatifnya yang  kita perhatikan? Kenapa tidak melihat sisi positif yang lain seperti  makan siang bersama dengan teman yang lain, cerita hal kocak yang  mengundang tawa? 

Kenapa ya kita selalu terfokus kepada hal  negatif? Semalaman tidak bisa tidur karena besok meeting takut dimarahin  bos, sedangkan belum tentu besok akan dimarahin bos. 

Kita khawatir  dengan apa yang belum terjadi, sehingga pikiran kita disibukkan dengan  hal yang belum pasti. Jadi, secara tidak sadar tubuh kita pun seperti  enggan untuk menerima hal positif karena pikiran kita diliputi pikiran  negatif. 

Ujung-ujungnya stress sendiri, uring-uringan engga  jelas, menjadi pendiam karena jika tercetus saja kalimat dari mulut kita  khawatir menyakiti orang lain.

 Beruntung jika orang lain mengerti  kondisi kita, tapi jika bertemu dengan orang lain yang tidak paham  justru akan jadi permasalahan serius. Stress sekali wajar asal jangan  keterusan, yang akhirnya membuat kita tidak menikmati hidup itu  sendiri. 

Besok meeting, ketemu bos besar, atau ketemu pihak lain  yang punya niatan khusus untuk menjatuhkan, yaudah hadapi aja toh mereka  juga sama-sama manusia, makan nasi, kecuali vegetarian makan sayur  doang. Hehe. Jadi, ya udah hadapi aja dengan santai, jangan takut. 

Jika  memang hari itu kamu 'dikalahkan' yang terima saja bagian dari takdir,  tapi jika hari itu kamu 'menang' ya syukuri juga. Toh kalau  dipikir-pikir semua sudah ada yang ngatur. Menyiapkan jawaban untuk  meeting bisa lupa seketika jika Tuhan mau, benar kan?

Ya, benar.  Pada akhirnya tugas kita hanya menjalani kehidupan ini. Tidak perlu  banyak pusing toh kepusingan ini tak akan dibawa mati. Orang-orang yang  membencimu tidak akan ikut dalam amalanmu, tinggalkan mereka,  jauh-jauhkan dirimu dari mereka toh masih banyak orang yang menyayangimu  dalam hidup mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun