Mohon tunggu...
Vetiana Halim
Vetiana Halim Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dengan 4 anak

Ibu Rumah Tangga yang berharap komdisi negeri ini menjadi Berkah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PHP Kesetaraan Gender

6 April 2021   22:18 Diperbarui: 6 April 2021   22:59 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PHP Kesetaraan Gender
Oleh Vetiana Halim

Menkeu, Sri Mulyani, memandang penting adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik untuk pelayanan dan perlindungan anak dan perempuan. Hal tersebut disampaikan dalam webinar daring bertajuk "Menuju Planet 50:50 Kontribusi Bisnis Pada Pencapaian SDG' 5" yang diselenggarakan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) bekerjasama dengan Global Reporting Initiative (GRI), Rabu, 16/12/20.

Menurut Study Mc Kinsey, jika partisipasi perempuan sama dengan lali- laki akan menciptakan produktivitas yang tinggi dan kondisi yang lebih baik. Maka Indonesia berusaha mendukung partisipasi politik perempuan melalui duduk diparlemen. Berharap perempuan dapat menyelesaikan problem diskriminasi yang sering terjadi.

Jika kita amati, problem mendasar adanya diskriminasi terhadap perempuan bukanlah karena perempuan tidak memiliki jumlah yang sama di parlemen. Tapi karena, sejak awal kebijakan destruktif hasil penerapan sekulerisme dan kapitalisme. Kapitalisme, menyebabkan economical gap yang sangat tinggi. Hal ini sudah diakui pula oleh John Maynard Keynes, yang disebut sebagai Bapak Ekonomi moderen.

Kapitalisme gagal menciptakan lapangan kerja yang membuat tingkat pengangguran tinggi. Akibatnya, para pencari nafkah tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarganya berupa sandang, pangan dan papan. Belum lagi, negara lepas tangan atas kebutuhan dasar kolektif berupa pendidikan, kesehatan dan keamanan. Semuanya diserahkan pada swasta. Swasta mencari untung dalam pelaksaannya.

Pendidikan dan Kesehatan menjadi mahal dan tak terjangkau. Keamanan menjadi barang yang langka. Perempuan dan anak-anak menjadi korban langsung akibat penerapan kapitalisme ini. Jika solusinya dengan menjadikan perempuan harus keluar rumah dan meninggalkan fungsi strategis dan politis sebagai orang yang menjadikan generasi unggul, sudah pasti kondisi ini akan semakin menambah runyam. Perempuan dan anak bukan hanya korban secara ekonomi, namun secara sosial politik. Keselamatannya tidak terjamin dan menjadi obyek seksual manusia yang tidak bertanggung jawab. "Wajar" jika banyak kasus kekerasan dan pelecehan.

Kesadaran akan menelisik paradigma berpikir ini yang akan menyelamatkan perempuan dan anak, akibat kondisi yang tercipta. Dibutuhkan untuk kembali kepada Islam, karena Islam yang akan menyelamatkan manusia, termasuk perempuan dan anak, dari kebijakan destruktif sekulerisme kapitalisme.

Jauh- jauh hari Allah telah memperingatkan kita dengan FirmanNya:

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). QS Ar Ruum 41.

Sistem Islam melalui berdirinya Khilafah Islamiyyah akan menerapkan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem keuangan Negara Islam yang akan menjamin setiap individu memperoleh kebutuhan dasarnya. Khalifah akan menjamin adanya fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi setiap rakyatnya dengan gratis. Keamanan merupaka jaminan penuh negara terhadap rakyatnya. Dengan demikian tidak ada kepentibgan ekonomi yang terabaikan.

Sementara sistem pergaulan Islam memisahkan jamaah laki-laki dan perempuan. Hubungan sosial laki-laki dan perempuan dibatasi dengan hubungan kerjasam dan  bukan seksualitas. Ini yang akan melindungi perempuan dari tindakan pelecehan yang banyak terjadi pada hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun