Bagaimana tidak gagah, Seluruh umat Islam 'saat ini' tidak ada yang mampu menghentikan kekejaman China terhadap Uighur. Tapi Allah dengan membiarkan COVID-19 menular sedemikian cepatnya, sudah bikin China panik, bahkan dunia mulai khawatir termasuk Indonesia. Â
Apa hikmah yang diharapkan dari peristiwa ini adalah kesadaran diri bahwa tidak ada peristiwa di kolong langit ini yang terjadi tanpa ketentuan ilmiahNya. Tidak ada yang berjalan secara bebas lepas tanpa ikatan Alternatif Ilmu.
Rasulullah bersabda: Siapa yang ingin supaya Allah selamatkan dia dari eksekusi Malaikat Zabaniyah 19, maka hendaklah hidup sesuai Bismillahirrahmanirrahim, niscaya Allah buatkan untuknya, dari setiap satu huruf itu bagaikan Jannah (Hadits Riwayat Ibnu Mas'ud).
Hadits ini selaras dengan Al-Quran yang terbukti jumlah huruf Bismillahirrahmaanirrahim pada Al-fatihah ayat 1 sebanyak 19 dan bilangan 19 menjadi konstanta dalam QS 74:30. Itulah kenapa 114 surat dalam Al-Quran itu pun kelipatan 6 x 19. Maka COVID-19 ini sejenis tentara Allah yang dikirim seperti rezim Firaun yang pernah dikirim, belalang  kutu dan katak untuk menyiksa nestapakan kehidupan zhalim.
Penelitian Universitas Cambridge, Inggris dan Jerman, mengumpulkan 160 genom virus Corona dari sampel pasien  di seluruh dunia dari 24 Desember 2019 hingga  4 Maret 2020 sebagaimana dilansir oleh website Jurnal kesehatan PNAS dalam artikel "Philognetic Network Analysis of SARS-CoV-2 genomes"
Ternyata, SARS-COV-2 bermutasi menjadi 3 tipe, yaitu A, B, dan C. Anehnya, tipe A yang ada dalam tubuh kalelawar di Wuhan, justeru merupakan yang paling banyak menjangkiti orang-orang Amerika di kawasan pantai Barat.
Sementara tipe B yang menyerang penduduk  di Wuhan adalah hasil mutasi tipe A yang menjangkiti orang-orang Eropa merupakan mutasi tipe B.
Berarti yang pertama kali SARS-Cov-2 adalah orang-orang Amerika?. Sedangkan orang-orang tiongkok di Wuhan, berarti tertular dari hasil mutasi Corona tipe B?. Kalau benar begitu, motif perang dengan senjata biologi, semakin tercium.