Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rahasia Dibalik COVID-19 Pada Kriptografi 19

5 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 17 April 2020   20:38 1824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaannya apakah ini bagian dari kelalaian China merekayasa virus untuk balas dendam dan atau akibat kesengajaan pihak Amerika untuk merusak China sebagai pembalasan dendam?. Drama inilah yang perlu dipertanyakan. Apalagi sejarah keberadaan Namru-2 pernah mengganggu kedaulatan Indonesia. Sebab, pusat penelitian itu meneliti virus yang dilakukan Angkatan Laut AS tapi tidak jelas selain misi intelelijen sejak  16 Januari 1970 sampai 16 oktober 2009.

Dari  data dan nara sumber yang berseliweran di jagat maya, mana yang paling dipercaya? Apakah dari media mainstream ataukah anti mainstream?. Hal itu bukan ukuran kebenaran mutlak bagi Muslim yang berpegang teguh pada kitabnya. Karena dalam kitabnya dikatakan Al-haqqu bersumber dari Rabb. Agar Muslim tidak meragukan Al-Haqq (QS 2:147).

Siapapun manusianya,  jelas perang dagang ini adalah konsekuensi atas pilihan kapitalisme yang error sehingga mengakibatkan kerusakan. Sebagaimana dalil berikut:


Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena ulah tangan manusia itu sendiri, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, semoga mereka bereferensi hidup dengan ajaran Allah (QS Ar Ruum:41).

Perang adalah salah satu penyebab kerusakan, baik perang terselubung konspirasi, perang dagang, perang teknologi, maupun perang militer. Perang teknologi dan perang dagang adalah pilihan yang dipertontonkan Amerika dan China. Akibatnya menimpa bagi kedua belah pihak dan negara yang terpolarisasi oleh kedua blok itu. Karena yang kalah akan mengerahkan segenap upaya untuk membalas dendam. Inilah akibat pilihan Kapitalisme Amerika vs China. Saling merusak.

Perang dua negara adidaya semacam ini dulu pun sudah pernah terjadi dalam catatan sejarah. Antara Romawi Timur dan Persia Baru yang berakhir saling menghancurkan,  karena ulah Yahudi juga dibalik kedua super power itu. Sebagaimana Al-Quran menyinggungnya pada surat Ar-Ruum.

Allah sendirilah nara sumber pertama dan utama  yang membiarkan terciptanya segala bencana maupun anugerah atas kehendak manusia secara sadar ataupun tidak sadar. Tapi perlu dicatat, bahwa Allah jugalah yang sebelumnya  menawarkan Alternatif nilai-nilai apakah umat manusia mau hidup mencapai celaka dan atau mau hidup mencapai anugerah.

Padahal manusia sebenarnya tidak bisa mencipta selain mencontoh dan memodifikasi. Semua teknologi saat ini sebenarnya prototipenya sudah ada pada zaman para Rasul. Tapi  kesombongan manusia seolah lebih tinggi dari Maha Pencipta, justeru selalu berujung merusak manusia itu sendiri dan sekitarnya, dari dulu sampai kini dan di masa depan.

Jadi manusia itu hanyalah abdi atau pelaksana atas alternatif nilai-nilai dari sang maha pencipta. Baik pelaku nilai - nilai yg haq dan atau yang bathil. Inilah yang perlu dianalisa. Faktanya keduanya dizinkan Allah  mengisi jalannya sejarah kebudayaan dan peradaban manusia. Bahkan Syaitan pun diizinkannya untuk menjerumuskan manusia. Begitu juga Yahudi dan Bani Israel yang dikenal berkelakuan Syaitan juga diizinkan Allah untuk menguji manusia. Mereka diutus seperti COVID-19 hanya untuk menguji siapa gerangan manusia yang mau bertujuan berbuat paling harmonis dengan "Regulasi" Maha Kuasa.

Akhir ujian itu, pastilah ada yang di-Ridhainya dan ada yang dimurkainya dengan segala konsekuensi yang ditanggung manusia itu sendiri.


Menariknya, COVID-19 bentuk lain dari Az-Zabaniyah-19. A. Hassan dalam Tafsir al-Furqon menterjemahkan istilah Az-Zabaniah pada QS 96:18 tersebut bagaikan Tentara Tuhan yang gagah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun