Mohon tunggu...
Vera Silviani
Vera Silviani Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang coret coretan

Hanya seorang yang ingin belajar dan terbuka dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Tradisi Perlon Anak Cucu Bonokeling Desa Pekuncen Jatilawang

24 Maret 2023   23:27 Diperbarui: 24 Maret 2023   23:45 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Desa Pekuncen kecamatan Jatilawang merupakan sebuah desa yang terletak di pinggiran kota purwokerto, desa Pekuncen merupakan desa yang masih menjunjung tinggi tradisi dan budayanya salah satu tradisi yang masih bertahan hingga saat ini yaitu perlon, perlon merupakan tradisi unik dalam menyambut datangnya bulan Ramadan yang sudah terjadi sejak dahulu dan menjadi tradisi rutin masyarakat desa Pekuncen kecamatan Jatilawang terkhusus anak cucu Bonokeling

Yuk intip sedikit kisah tentang Bonokeling dan apa itu perlon 

wangsa Bonokeling atau dikenal Kyai Bonokeling merupakan nama dari salah seorang tokoh penyebar ajaran islam yang menurut kisahnya nya berasal dari wilayah pasir luhur yang pada masanya termasuk dalam wilayah kekuasaan kerajaan Padjajaran di sebut juga kyai bonokeling merupakan seorang patih dari kadipaten pasir luhur 

pada awalnya kyai Bonokeling datang dan tinggal di desa Kedungwringin bersama kedua saudaranya sebelum pada akhirnya datang ke desa Pekuncen untuk babat hutan untuk membuka lahan pertanian karena pada saat itu wilayah pekuncen di ceritakan masih berupa hutan belantara lalu setelah itu didirikanlah Kedaton.

sosok Bonokeling sendiri merupakan sosok misterius dimana sejarahnya tidak dapat di pastikan bahkan hingga nama aslinya karena anak cucu Bonokeling sendiri merahasiakan kisah lengkap leluhurnya tersebut.

Perlon, perlon merupakan acara unggahan sebelum di mulaihnya bulan suci romadlon yang di lakukan pada bulan sadran / syaban dalam acara perlon sendiri memiliki keunikan di antaranya dalam pakaian di mana kaum laki laki akan menggunakan pakaian hitam lengkap dengan jarik dan blankon  dan wanita menggunakan jarik serta kemben. lalu dalam proses memasak yang keseluruhan di lakukan oleh kaum laki laki dan masih ada beberapa keunikan lain lagi .

dalam cerita masyarakat yang beredar juga menyebutkan bahwa ajaran islam yang di ajarkan oleh Kyai Bonokeling belumlah sempurna sehingga masih sangat kental dengan unsur unsur jawa .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun