Mohon tunggu...
Verren Nadhifa M. S.
Verren Nadhifa M. S. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran UNS.

Global Health and Policy Enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Keluarga Lawan Pandemi: Maksimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Imunisasi Lengkap

17 April 2022   15:14 Diperbarui: 17 April 2022   18:10 2098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untuk Kesehatan dan Perlindungan Anak, Kemenkes Imbau Masyarakat tidak Ragu Imunisasi MR/Kemenkes RI (AFP PHOTO/CHAIDEER MAHYUDDIN via KOMPAS.com)

"It is easier to build strong children than to repair broken men."-Frederick Douglass

Pekan Imunisasi Dunia (World Immunization Week) merupakan kegiatan rutin yang diperingati setiap tahunnya pada minggu terakhir bulan April, yaitu pada tahun ini 16-20 April 2022.

Pekan Imunisasi Dunia 2022 menjadi momen yang sangat penting bagi Indonesia dan negara lain di dunia untuk meningkatkan awareness dan kesadaran masyarakat, khususnya keluarga akan pentingnya imunisasi lengkap. 

Dilansir dari World Health Organization, Pekan Imunisasi Dunia 2022 tahun ini berfokus pada peningkatan cakupan imunisasi lengkap bagi anak di tengah pandemi Covid-19 yang sudah berjalan kurang lebih 2,5 tahun ini.

Lantas, apa pengaruh pandemi Covid-19 dengan cakupan imunisasi lengkap?

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat data, di mana sekitar 1.714.471 anak di Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada 2019-2021. Angka tersebut juga terus meningkat seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19. 

Walaupun di berbagai negara, kegiatan imunisasi lengkap tetap berjalan, faktor seperti kurangnya tenaga kesehatan untuk melakukakn imunisasi, distribusi imunisasi yang terganggu, dan turunnya permintaan imunisasi menjadi beberapa faktor yang menurunkan semangat imunisasi lengkap (WHO, 2020).

Di samping itu, pada tahun 2021 hampir sekitar 70% program pencegahan imunisasi di lebih dari 60 negara harus ditunda karena urgensi penanganan pandemi. 

Hal tersebut sangat berisiko bagi anak di dunia, khususnya di negara berkembang atau anak dari keluarga berekonomi rendah. Kurang gencarnya edukasi juga dapat menjadi hal yang berbahaya dan dapat memicu kejadian luar biasa atau outbreak penyakit berbahaya khususnya bagi anak (CDC Gov, 2022).

Rendahnya perlindungan dengan imunisasi terhadap anak juga menjadi "PR" pemerintah dan masyarakat untuk memastikan kekebalan tubuh anak tetap baik dan aktif, terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun