Mohon tunggu...
veronika br barus
veronika br barus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

seorang mahasiswi semester tua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masa Pandemi Tidak Menurunkan Semangat untuk Mengabdi di Kampung Sendiri

14 Agustus 2020   20:50 Diperbarui: 14 Agustus 2020   21:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siberteng, Karo (14/8) – Selama pandemi memang membuat masyarakat luas mengharuskan berada #dirumahaja dan mengurangi aktivitas di luar ruangan. Sontak hal tersebut, merupakan hal yang baru bagi masyarakat. Dimana sebelum adanya pandemi ini, masyarakat disibukkan dengan berbagai kativitas dan kepadatan jadwal yang dimilki setiap harinya. 

Hal ini tentu menimbulkan efek kejenuhan yang dihadapi oleh brbagai masyarakat. Menghabiskan waktu setiap harinya juga semkain tidak produktif, dan bahkan menimbulkan kemalasan dalam beraktivitas. Namun, jangan jadikan pandemi ini sebagi penghalang untuk menunjukkan kreativitas dan menurunkan semangat untuk memulai lagi kehidupan yang baru. 

Salah satunya, Veronika Br Barus (20) yang merupakan salah satu mahasiswi Fakultas Psikologi Undip, yang sedang melakukan kegiatan KKN di kampung sendiri. KKN ini bertajuk sebagai “KKN Pulang Kampung”. Walaupun pandemi saat ini, tidak menjadi pengahalng untuk mengabdi dan sudah seharusnya pandemi ini sebagai jalan untuk mengabdi ke kampung sendiri. Memang bisa ya melakukan kegiatan di masa pandemi ini? Apakah tidak terlalu berisiko untuk terjun langsung ke lapangan? Tentu tidak. Simak penjelasan menarik yang akan dibahas selanjtnya.

Dalam kegiatan KKN ini, akan dilaksanakan dua program yang berbeda dan tujusan serta sasaran yang  dituju juga berbeda.  Dua kegiatan itu ialah "Edukasi mengenai Covid-19 serta mengatasi rasa cemas di masa pandemi" dan "Peran orangtua sebagai penggantu guru bagi anak di masa pandemi".

Program ini sangat relevan untuk situasi dan keadaan sekarang ini.  Untuk itu, akan dibahas lebih lanjur mengenai program yang pertama. Dusun Siberteng, merupakan pedasaan yang jauh dari perkotaan. Namun, apa yang menjadi ketakutan dan kecemasan warga terhadap Covid-19 ini? Padahal jika ditilik dari keberadaan desa yang jauh dari perkotaan, merupakan tempat yang sulit untuk dijamah oleh banyak orang.

Menurut hasil survey yang telah dilakukan kepada beberapa warga mengenai kecemasan yang dimiliki, beberapa warga mengaku bahwa belum terlalu memahami dan mengetahui apa dan bagaimana cara kerja dari virus ini. Salah satu faktor yang menjadi minimnya pengetahuan akan virus ini ialah kurangnya sosialiasi yang dilakukan ke desa yang bersangkutan. Masyarakat menjadi takut untuk melakukan aktivitas di luar ruangan setelah adanya pandemi ini dan seringkali merasa cemas apabila berada di luar ruangan karena takut tertular oleh orang sekitar.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Untuk program kedua ini lebih berfokus kepada orangtua yang memiliki anak yang masih sekolah. Mengingat keadaan sekarang, yang mengharuskan anak belajar secara daring yang mana memerlukan pendampingan yang cukup oleh orangtua terhadap anak mereka. Banyak orangtua yang merasa kewalahan untuk mendampingi anak mereka selama pembelajaran secara daring.

Di mana penduduk di Siberteng mayoritas berprofesi sebagai petani, yang mengharuskan mereka bekerja dari pagi sampai sore hari. Apalagi dengan keadaan ekonomi sekarang, banyak orangtua yang kerja sampingan sebagai buruh di kebun orang lain untuk menambah pemasukan mereka. Hal ini menyebabkan, kurangnya kebersamaan antara orangtua dengan anak.

Ketika belajar, banyak orangtua yang lepas tangan untuk kegiatan pembelajaran anak mereka karena keterbatasan waktu tersebut. Sisi lain, faktor ekonomi dan pendidikan orangtua menjadi penghambat proses belajar anak mereka. Orangtua yang dilatarbelakangi dengan pendidikan yang rendah, cenderung tidak dapat mengajari anak ketika membaca, menulis atau membantu dalam pemakaian alat elektronik. Ada juga karena faktor ekonomi, dimana instrumen untuk belajar secara daring membutuhkan hp/laptop/komputer untuk mendukung pemebelajaran mereka. Namun hal tersebut tidak tercapai, sehingga pembelajaran anak menjadi terhambat.

Melihat permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Tim II Undip berinisiasi untuk membuat dan menjalankan sebuah program untuk mengatasi hal tersebut. harapannya dengan adanya program ini, para orangtua menjadi lebih paham mengenai peran mereka untuk mendampingi anak ketika belajar selama pendemi ini. Tidak hanya diterapkan selama pandemi, sudah seharusnya para orangtua lebih awere tentang pendidikan anak mereka. Karena, bagaimanapun juga pendidikan awal dan yang paling utama anak berasal dari lingkungan keluarga itu sendiri.

Penulis : Veronika Br Barus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun