Rafael, bocah kecil berusia enam tahun itu Juni nanti, adalah keponakanku, anak tunggal dari adik perempuanku. Dengan pipi gembul, rambut keriting dan mata kecil berbinar, Rafael adalah salah satu sumber keceriaan di keluarga kami. Tawanya yang renyah seperti lonceng kecil, selalu berhasil menular dan menghangatkan suasana. Ia suka sekali bercerita, meskipun terkadang ceritanya melompat-lompat tak tentu arah, penuh dengan imajinasi khas anak-anak.
Namun, di balik keceriaannya, Rafael adalah anak yang sensitif. Air matanya mudah sekali tumpah, entah karena terjatuh, berebut mainan dengan anak-anakku, atau ditegur karena membuat hal yang menyebalkan. Namun makin kesini aku mulai mempelajari sensitif itu bukanlah hal buruk, justru dibalik itu ia punya rasa peka, berbela rasa dan empati kepada apapun yang terjadi disekitarnya. Lucunya, meskipun cengeng, Rafael punya rasa malu yang besar, terutama kepadaku. Setiap kali aku datang berkunjung, pipinya akan merona merah, ia akan menunduk malu-malu sambil memainkan ujung bajunya dan menempel pada mamanya.
"Halo, Fael," sapaku ketika memasuki mobil.
Ia hanya melirikku sekilas, lalu bersembunyi di balik kursi depan. Namun,  matanya  terus mengintipku diam-diam. Setelah beberapa saat, rasa malu nya  perlahan  menghilang. Ia akan  mendekatiku  dengan langkah kecil  ragu-ragu, lalu dengan  cepat  merangsek  ke dalam pelukanku.
"Mak Uaa" Â lirihnya.Â
Aku jarang sekali bertemu dengannya, apalagi sekarang kami tinggal berbeda pulau, ia sering berkomunikasi dengan anak-anakku ketika mabar roblox dan karna kesibukanku pun aku jarang sekali berkomunikasi dengannya.
Kehadiran Rafael memberi warna tersendiri dalam hidupku. Ia  mengingatkanku pada masa kecil adikku, penuh dengan keceriaan, ketulusan, dan  kepolosan. Meskipun terkadang sensitif, Rafael adalah anak  yang baik dan penyayang. Aku bersyukur memiliki keponakan sepertinya. Walaupun kami berpisah jarak namun aku lega kehadirannya menambah warna dihidup adikku sehingga ia tidak merasa kesepian ketika berjauhan dari kami, Rafael diambil dari nama Arcangel yang artinya Allah yang menyembuhkan, semoga kelak ia bisa menjadi penyembuh bagi orang disekitarnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI