Mohon tunggu...
Veronica B L
Veronica B L Mohon Tunggu... Lainnya - full time student

penikmat konten visual dan teks

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kiat-Kiat Interupsi Saat Debat

23 November 2020   18:06 Diperbarui: 23 November 2020   18:58 7140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : freepick.com

Apakah anda pernah melihat debat sebelumnya? Bisa jadi ketika pemilihan ketua osis, pemilihan kepala daerah, atau pemilihan presiden. Tak hanya berkaitan dengan pemilihan jabatan tertentu, perlombaan debat juga diselenggarakan mulai dari tingkat kabupaten hingga internasional. Berbeda dengan debat kusir atau debat dalam percakapan sehari-hari, debat secara formal memiliki basis yang rasional. Ketika berdebat, terdapat etiket yang perlu diperhatikan sebelum menyampaikan argumen. Mulai dari urutan penyampaian, cara menyampaikan argumen, hingga mengajukan interupsi pada pihak oposisi.

Interupsi sering kali dipahami sebagai pengganggu ketika kita sedang berbicara, atau menjadi pengecoh sehingga kita tidak fokus pada apa yang kita bicarakan. Pada saat berdebat secara formal, interupsi juga menjadi krusial karena argumen merupakan hal yang penting. Demi kelancaran saat debat berlangsung, kita perlu mengetahui bagaimana cara yang aman untuk mengajukan interupsi. Berikut adalah tips ketika anda akan mengajukan interupsi ketika sedang berdebat:

  • Interupsi dapat dilakukan setelah menit pertama hingga sebelum menit keenam pembicara memulai speech. Menit pertama biasanya digunakan untuk memperkenalkan dan membuka speech, sedangkan setelah menit keenam digunakan untuk menekankan kembali inti yang disampaikan pembicara.
  • Cermati celah untuk mengajukan interupsi. Akan lebih baik apabila anda mengajukan interupsi ketika pembicara menyelesaikan kalimatnya, sehingga tidak memotong argumen yang sedang dibawakan. Pasti anda juga tidak nyaman kan kalau diinterupsi sebelum menyelesaikan kalimat?
  • Angkat tangan secara perlahan untuk memberi tanda bahwa anda ingin mengajukan interupsi. Tidak perlu mengangkat tangan hingga 180 derajat seperti ketika melakukan pemanasan, cukup dengan menekuk siku setinggi kepala saja. Gestur ini dapat disertai dengan berdiri apabila pihak yang sedang berbicara dirasa tidak dapat melihat upaya interupsi anda.
  • Ketika pembicara memperbolehkan, ajukan interupsi dengan intonasi yang tenang sambil menatap mata pembicara secara tegas (bukan penuh amarah). Interupsi bukan berarti anda menantang pihak oposisi melalui nada yang semakin tinggi atau gestur yang menggebu-gebu. Kontak mata pada oposisi yang sedang berbicara berarti kita mengajukan interupsi pada pihak tersebut.

Lalu bagaimana kalau interupsi tidak diterima????

Tidak masalah, karena pilihan untuk menerima dan menolak interupsi berada di tangan pembicara yang sedang berada di mimbar. Interupsi dapat menambah poin kita apabila tidak dapat ditanggapi secara relevan, namun juga bisa menambah poin lawan jika dapat ditanggapi dengan argument yang lebih kuat. Interupsi bisa jadi senjata makan tuan, jadi harus hati-hati ya!

Tips nomor 2 sangat bisa dipraktikkan di luar debat,lho..   selamat mencoba!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun