Mohon tunggu...
Veronica Ari
Veronica Ari Mohon Tunggu... Guru - Ad maiorem Dei gloriam

Seorang guru SD yang sudah 14 tahun mengajar, seorang istri, dan calon ibu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolb's Experiential Learning Theory

7 Desember 2021   10:54 Diperbarui: 7 Desember 2021   11:06 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

David Kolb adalah seorang filsuf yang beraliran Humanistik, lahir di Amerika tahun 1939. Dimana aliran ini lebih melihat pada sisi perkembangan manusia. Pada awal tahun 1980-an Kolb berhasil mengembangkan teori Experiential Learning Theory (ELT) yang menekankan pada sebuah model pembelajaran yang holistik dalam proses belajar.

Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pegalaman. Pengetahuan dianggap sebagai perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman. Adapun yang menjadi tujuan Experiential Learning yaitu mengajak siswa untuk memandang secara kritis kegiatan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan kemudian menarik kesimpulan bersama. Dengan kata lain, teori ini lebih menekankan pada pengalaman konkret atau nyata.

Experiential learning Theory ini memiliki siklus yang terdiri dari empat elemen, yaitu :

a. Concrete experience (emotions)

Pada siklus pertama ini siswa belajar melalui perasaan (feeling) dengan menekankan pada segi-segi pengalaman konkret, selain itu juga lebih mengutamakan relasi pada sesama dan sensitif terhadap perasaan orang lain.

b. Reflective observation (watching)

Siklus yang kedua ini menjelaskan bahwa siswa belajar melalui pengamatan (watching) yang penekanannya pada mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai sudut pandang, dan selalu menyimak dari hal-hal yang diamati.

c. Abstract conceptualization (thinking)

Pada siklus ketiga ini, siswa belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih fokus pada analisis dari ide-ide, perencanaan yang sitematis dan pemahaman intelektual dari situasi yang dihadapi.

d. Active experimentation (doing) 

Pada siklus keempat ini, siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan untuk melaksanakan tugas, dan berani mengambil resiko serta memberikan pengaruh terhadap orang lain melalui perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun