Media Indonesia kini gencar menggalakan berbagai program termasuk melibatkan masyarakat dalam hal pemberitaan melalui jurnalisme warga, baik media televisi, surat kabar, maupun online. Kehadiran Kompasiana menjadi tujuan masyarakat untuk menulis mengenai apapun, baik melaporkan peristiwa menjadi berita atau hanya sekedar menulis informasi atau opini.
Keunggulan media online pada unsur kecepatan yang tidak bisa dikalahkan oleh jenis media lain, membuat kita bisa mendapatkan informasi secara cepat dan praktis. Namun, media online tetap memiliki kelemahan yang dapat berakibat fatal. Bagaimana kita tahu bahwa seseorang yang menulis berita menggunakan identitasnya sendiri dan sedang tidak menyamar menjadi orang lain?? Belum lagi masalah verifikasi data yang membutuhkan waktu lama dalam prosesnya.
Tetapi bagaimanapun, kehadiran internet sebagai teknologi yang memungkinkan manusia bertukar informasi secara cepat, dan kehadiran situs web yang menjadi sarananya.
Kompasiana memang unggul karena bisa merangkul warga dalam hal ini masyarakat Indonesia yang memiliki akses internet, untuk berbagi informasi. Namun, kemudian siapa yang bertugas untuk memeriksa tulisan yang akan diunggah? Siapa yang menjamin isinya tidak akan menyinggung SARA sebelum berita itu diunggah dan dibaca oleh pembaca?
Kebutuhan seorang editor profesional untuk memeriksa pemilihan kata sesuai dengan ejaan yang baik dan benar tanpa merubah konten sangat diperlukan. Terlebih lagi dalam memeriksa komentar-komentar pada setiap artikelnya, terkadang dapat ditemui komentar-komentar dengan bahasa yang kasar.
Jurnalisme warga sangat baik bagi perkembangan moral bangsa. Kehadiran Kompasiana diharapkan bisa menjadi sarana diskusi publik dan pertukaran informasi yang akurat dan terpercaya. Selain itu, Kompasiana selalu membuat rindu para penulisnya.
