Mohon tunggu...
Verina Gladiola
Verina Gladiola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Trisakti School Of Management

🙂

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Moral Bagi Seorang Pemimpin

20 Juli 2021   19:31 Diperbarui: 20 Juli 2021   19:49 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi pemimpin kita harus memiliki moral yang baik. Moral sangat penting bagi pemimpin, karena jika pemimpin tidak memiliki moral bagaimana suatu kelompok atau organisasi bisa mencapai tujuan jika pemimpinnya saja tidak memiliki moral. Maka saat kita menjadi pemimpin moral sangatlah penting untuk kita miliki. Pemimpin yang memiliki moral yang baik bisa melihat apa yang baik dan tidak baik bagi kelompok atau organisasi.

Dikutip dari buku The Leadership Experience by Richard L. Daft ada nama-nama perusahaan yang dihormati seperti AIG, Lehman Brothers, Bear Stearn dan Countrywide yang sudah menjadi identik dengan keserakahannya, penipuan, kesombongan dan kurangnya hari nurani moral. Meskipun profil tinggi tapi tetap saja itu pelanggaran etis dalam organisasi yang menjadi lebih sedikit melamban. Ada banyak pemimpin yang masih di kursi panas karena perilaku yang tidak bermoral dan tidak etis juga. 

Contohnya seperti Brian Dunn dari Best BuY and Mark Hurd dari Hewlett-Packard, keduanya mengundurkan diri karena dibawah tekanan dengan alasan tidak pantas berhubungan dengan karyawan perempuan. Scott Thompson juga mengundurkan diri sebagai CEO Yahoo setelah 4 bulan bekerja karena telah mengungkapkan laporan yang tidak akurat dan mengklaim pada resume bahwa ia memiliki gelar ilmu komputer.

1. The Ethical Climate in Business

Pemimpin yang menghadapi banyak tekanan akan menantang kemampuan mereka untuk melakukan hal yang benar. Hambatan yang paling berbahaya bagi para pemimpin adalah kelemahan mereka sendiri dan kepentingan mereka sendiri. Misalnya saja di Standfot & Poor's merupakan lembaga pemeringkat yang dilaporkan telah mengabaikan bahayanya etis dan dipilih untuk menghasilkan peringkat yang diingin oleh Bank. 

Gugatan perdata yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS menuduh bawah para pemimpin S & P dengan sengaja mengeluarkan peringkat tinggi yang tidak beralasan untuk mempertahankan bisnis. Tindakan mereka dan para pemimpin dibanyak perusahaan lain juga berkontribusi pada keruntuhan oasar dan kiris keuangan diseluruh dunia. Tantangan lain dalam lingkungan bisnis saat ini merupakan overemphasis pada pemegang saham yang dapat menyebabhaln beberapa manajer berperilaku tidak etis terhadap pelanggan, karyawan, dan masyarakat luas. 

Manajer berada dibawah tekanan besar untuk memenuhi tujuan penghasilan jangka pendek dan bahkan menggunakan teknik akuntansi gimmik atau teknik lain untuk menunjukkan pengembalian yang memenuhi ekspetasi pasar daripada mencerminkan kinerja yang baik. Semua pemimpin ingin organisasi mereka berhasil dan terkadang mereka dapat melakukan hal yang salah sehingga mereka akan terlihat baik kepada orang lain.

2. Leaders Set The Ethical Tone

Para pemimpin tertinggi khususnya yang menghadapi pengawasann yang lebih dekat karena apa yang terjadi diatas menetapkan standar untuk seluruh organisasi. Dalam studi perusahaan Fortune 100, sebanyak 40% ditemukan telah terlibat dalam kegiatan yang dianggap tidak etis. 

Selain itu juga para peneliti menyimpulkan bahwa kesalahan dalam banyak kasus dapat ditelusuri bahwa kegagalan eksekutif top untuk menegakkan dan standar etika yang tinggi. Pemimpin yang membawa tanggung jawab luar biasa untuk menetapkan etis dan bertindak sebagai panutan positif bagi orang lain. Pemimpin juga harus memberi sinyal apa yang penting melalu perilaku mereka.

Pemimpin etis tidak disibukkan dengan kepentingan mereka sendiri. Mereka menyimpan fokus pada karyawan, pelanggan, dan kebaikan yang lebih besar daripada mengambil setiap kesempatan untuk memuaskan minat mereka sendiri. Pemimpin yang tidak etis biasanya lebih memperhatikan manfaat bagi diri mereka sendiri daripada ke perusahaan atau masyarakat yang lebih besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun