Rumah sudah habis dilalap si jago merah. Begitu juga pakaian adat Minangkabau. Tapi, mereka tak juga puas. Lumbung padi nenek juga dibakar. Ya Allah, begitu berat penderitaan saat itu.
Kobaran api mulai mengecil, nenek menuju lumbung padi dan menggalinya. Dengan tujuan, ingin mengambil padi yang masih bisa digunakan untuk makan. Dia mengambil padi yang belum terlalu hangus terbakar, kemudian menumbuk dan digunakan untuk makan.
Dimana mereka tinggal?
Semua rumah habis dibakar. Hanya ada dua mesjid yang masih berdiri kokoh yaitu Mesjid Asasi dan Mesjid Almubarak. Masyarakat mengungsi ke mesjid.Â
Nenek membawa anaknya dengan bebekalkan sedikit pakaian anak-anak dan beras yang masihbisa terselamatkan. Meskipun kondisinya hangus. Beras itu tetap dimasak.
Air mata mama berderai tak terhentikan. Dia memakan nasi yang terasa hangus, tapi tetap dihabiskan karena teringat usaha nenek menggali lumbung padi yang masih panas dimakan api.Â
Potret-potret kejadian tadi membuat dia trauma. Kadangkala, ketakutan itu terbawa ke dalm mimpinya.
Realita yang tak akan pernah terlupakan. Pemberontakan PRRI membuat mama kehilangan tempat tinggal. Diumur mama yang masih balita, dia menyaksikan tindak kriminal yang sangat sadis. Semoga mental mama saat itu tidak terganggu dan menjadikan mama orang yang kuat dewasa nanti. Aamiin.
Solok, 28 Juni 2021