"Tutup mulutnya, Bang. Nanti giginya lepas", kata perawat sambil bercanda.
Secara spontan Umar langsung menutup mulutnya sambilo malu-malu. Sesampai di tingkat 3, kami keluar menuju ruang 10 khusus penyakit glaukoma dengan dokternya Dr. Andrini Ariesti, SpM.
Tahap demi tahap pemeriksaan mama diperhatikan Umar. Dia penasaran dengan alat-alat yang digunakan dokter.
Pandangannya tidak terlepas dari segala hal yang dilakukan dokter saat memeriksa mama. Sesekali dia menanyakan hal yang dirasa aneh.
"Bu dokter, kenapa nenek Umar sakit glaukoma? Apa glaukoma itu, Buk?", tanya Umar penasaran.
"Wah, Umar hebat. Glaukoma itu sakit pada mata nenek karena tekannnya sudah terlalu tinggi", jawab Bu dokter yang baik hati.
"Kok bisa tinggi tekanannya, Buk?"
"Karena saluran cairan air mata neneknya Umar terjadi penyumbatan sehingga tekanan bola matanya tinggi".
"Oo...terima kasih Bu Dokter", ucap Umar sembari tersenyum.
Umar memeluk nenek satelah mendengar penjelasan dokter. Dia sedih melihat nenek. Dia menghibur nenek.
"Nek, jangn takut. Kalau nenek tidak bisa melihat, nenek masih ada Umar. Nanti Umar akan temanin nenek. Umarkan sayang nenek", kata Umar menghibur.
"Rasyid juga sayang nenek", kata Rasyid tiba-tiba ikut memeluk nenek.