Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Opak Tonjong Menjadi Usaha Rumahan yang Laris

23 September 2020   14:48 Diperbarui: 23 September 2020   14:55 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Opak adalah semacam keripik atau kerupuk yang terbuat dari singkong. Makanan ini banyak dibuat oleh warga Desa Tonjong Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.

Produksi rumahan ini menjadi salah satu mata pencaharian warga sekitar Tonjong, hampir tiap RT ada yang membuat opak dirumahnya untuk dijual ke pasar, warung-warung dan pesanan orang. Opak Tonjong memang terkenal bagus, bersih dan gurih karena ada campuran daun kucai.

Mencetak opak siap dijemur (dokpri)
Mencetak opak siap dijemur (dokpri)

Cara membuat opak yaitu singkong di kukus, lalu di tumbuk, kemudian campur dengan daun kucai. Kalau sudah tercampur tinggal ditipiskan di atas alas, lalu dicetak dengan kaleng bekas makanan instan atau lainnya sesuai ukuran yang diinginkan. Opak Tonjong biasanya berbentuk bulat kecil, dengan taburan hijau daun kucai kering.

Setelah dicetak opak tersebut di tata pada wadah lebar untuk proses penjemuran. Bila matahari cerah maka dua hari sudah kering dan warnanya bersih kekuningan, sedangkan kalau cuaca hujan bisa sampai satu minggu dan hasil opaknha kusam kecoklatan.

Opak kering di jual 20 ribu rupiah perkilonya, biasanya mereka sudah punya langganan sendiri-sendiri. Bahkan sekarang warga lain sudah mulai memanfaatkan opak hasil buatan tetangganya untuk dibuat makanan ringan.

Opak bumbu (dok.adi)
Opak bumbu (dok.adi)

Biasanya orang beli opak mentah untuk digoreng biasa sebagai camilan ditaruh dalam toples. Namun sekarang warga Tonjong ada yang menjual opak yang sudah digoreng dan dikemas cantik, bahkan ada beberapa rasa pilihan yang disesuaikan dengan selera pasar.

Opak goreng berbumbu ini biasa dikemas 250 gram dengan harga 15 ribu rupiah. Inilah inovasi yang dilakukan warga dengan memanfaatkan kekayaan kuliner desa sendiri.

Vera shinta KBC-26

Kombes Brebes Jateng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun