Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seorang Ibu Tak Boleh Sakit

16 September 2020   07:21 Diperbarui: 16 September 2020   07:32 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang ibu tak boleh sakit, sering kita mendengar kalimat seperti itu. Sebuah kalimat yang banyak diamini oleh para ibu yang sudah merasakan pahit manisnya kehidupan.

Mengapa bisa muncul kalimat seperti itu, karena hal ini memang umum dialami sosok ibu saat mereka merasakan sakit tetapi tetap harus mengurus rumah tangganya. Hal ini lazim terjadi saat ibu sakit tetap tidak bisa istirahat total karena urusan dapur dan lainnya butuh uluran tangannya untuk dikerjakan.

Terkecuali memang sakitnya yang parah dan harus di rawat di rumah sakit. Kalau pusing, masuk angin atau keluhan lain yang posisi masih berada di rumah maka pekerjaan tak akan lepas dari pikiran dan tubuhnya.

Coba saja perhatikan bila suami yang mengeluh sakit, pasti mereka lebih bisa istirahat total dengan dilayani istrinya. Saat istri sakit kebanyakan suaminya bekerja, kadang tak punya asisten rumah tangga pula, belum lagi kalau anaknya masih kecil-kecil walau sudah ada pengasuh pasti masih mencari ibunya untuk sekedar menemani bermain atau minta tolong lainnya.

Kodrat wanita dilahirnya sebagai sosok tanggu multitalenta, itu sudah garis Tuhan yang diberikan istimewa untuk sosok ibu. Seorang ibu dalam satu waktu bisa mengerjakan banyak tugas, bukan karena dia hebat tapi memang Tuhan menciptakannya demikian sempurna.

Bersyukurlah jadi sosok ibu dengan keistimewaan yang Tuhan berikan, keluarkan keluhan sakit dan lelahmu hanya pada Sang Pencipta karena hanya Dia yang mampu meringankan beban dan sakitmu. Jadilah kuat dan sehat untuk seluruh ibu di dunia ini.

Vera shinta KBC-26

KomBes Brebes Jateng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun