Mohon tunggu...
Veraditias Apriani
Veraditias Apriani Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Sedang belajar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Orang Tua Tidak Perlu Merasa Sulit Beralih dari Susu Kental Manis

16 Juli 2018   13:15 Diperbarui: 16 Juli 2018   13:25 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Berita soal susu kental manis menuai kontroversi dan masih hangat diperbincangkan oleh media. Masyarakat mungkin sudah tahu mengenai susu kental manis yang tidak cocok dikonsumsi sebagai bahan makanan untuk pemenuhan gizi tubuh, terutama bagi bayi dan anak-anak di bawah usia 12 bulan. 

Selain itu, susu kental manis lebih tepat dikonsumsi sebagai tambahan sajian pada makanan, tidak untuk diseduh. Hal ini tentu karena kandungan gizi susu kental manis tidak setara dengan susu lain meskipun tetap mengandung susu. 

BPOM menyatakan bahwa karakteristik susu kental manis yaitu mengandung kadar lemak susu 8%, dan kadar protein 6,5% untuk plain. Adapun kandungan gula yang tinggi pada susu kental manis berfungsi sebagai pengawet.

Susu kental manis memang dapat memicu beberapa penyakit bagi anak, seperti karies gigi, obesitas, gangguan ginjal, dan sebagainya. Namun bukan berarti susu kental manis berbahaya. Orang tua tidak perlu khawatir karena faktor pemicu penyakit-penyakit tersebut tidak semata-mata hanya karena susu kental manis. Lagipula, hal tersebut dapat terjadi apabila susu kental manis dikonsumsi dengan cara tidak tepat.

Banyak faktor yang menyebabkan orang tua memilih susu kental manis untuk dikonsumsi oleh anak, antara lain kurangnya pengetahuan, keterbatasan ekonomi, akses susu kental manis lebih mudah, dan faktor anak lebih menyukai susu kental manis.Faktor-faktor tersebut mungkin saja meresahkan orang tua yang ingin mulai berpaling dari susu kental manis.

Pertama, perihal kurangnya pengetahuan. Zaman sekarang kita akan lebih mudah mengakses informasi dari internet melalui gawai pintar. Masalah ini seharusnya tidak lagi menjadi problematika yang sulit diatasi. Memang, tidak semua orang tua memiliki dan dapat mengakses gawai, bahkan tidak semua orang tua melek huruf. 

Namun keberadaan orang-orang di sekitar kita juga akan membantu penyebaran informasi soal polemik susu kental manis ini. Sebagai orang tua, yang terpenting adalah selalu terbuka oleh informasi baru namun tetap kritis dan mengklarifikasi ke sumber-sumber terpercaya, seperti tenaga kesehatan di Puskesmas terdekat.

Kedua, tidak semua orang tua memiliki kemampuan ekonomi yang cukup. Faktanya, harga susu seperti susu UHT, dan susu bubuk untuk anak-anak tidak semurah susu kental manis. Dalam hal ini orang tua harus mulai berpikir bahwa susu bukanlah bahan makanan wajib untuk anak-anak. 

Zat-zat gizi seperti kalsium, protein, vitamin D, vitamin B, zat besi dan seng tidak hanya terdapat pada susu, melainkan juga pada makanan-makanan lain seperti susu kedelai, tahu, tempe, bayam, kol, dan kangkung. 

Orang tua hanya perlu memberikan anak makanan yang beragam sesuai prinsip gizi seimbang agar anak-anak tidak berisiko mengalami defisiensi maupun kelebihan zat gizi tertentu. Lagi pula, untuk bayi cukup diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan, dan dilanjutkan ASI sampai usia 2 tahun disertai makanan pendamping.

Ketiga, akses pembelian susu kental manis memang lebih mudah. Bahkan di warung-warung kelontong kecil, biasanya penjual hanya menyediakan susu kental manis, tidak ada susu lain. Jelas karena lebih murah dan akan lebih dipilih oleh konsumen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun