Mohon tunggu...
Vera YohanaNabu
Vera YohanaNabu Mohon Tunggu... Perawat - ❤️

Seorang perawat gigi yang hobi menulis Ig: @verayohananabu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Fabel: Kelinci Pemalas

7 Januari 2021   18:40 Diperbarui: 7 Januari 2021   18:50 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ani sudahdari tadi duduk diatas tempat tidur. Menunggu ibunya datang menghampiri. Ya setiap malam ibunya akan datang membacakan cerita fabel kepadanya. Kemudian ibunya duduk dikursi disampingnya dan berkata "Sudah siap mendengarkan? hari ini ceritanya tentang kelinci pemalas". Ani menjawabnya dengan anggukan berulang dengan senyum mengembang dibibirnya, tanda dia sangat bersemangat mendengarkab cerita fabel dari ibu.

_________

Alkisah di sebuah desa rabboti yang semua penghuninya adalah kelinci. Desa ini terletak di dalam hutan yang jarang di datangi oleh manusia. Di desa tersebut memiliki peraturan bahwa semua kelinci hanya boleh melakukan aktivitas di dalam desa. Mereka menanam dan mengolah makanannya sendiri. Di desa rabboti hiduplah seekor kelinci bermama Belang. Belang terkenal sangat pemalas dan suka membantah orang tuanya. Hari ini dia diminta orang tuanya untuk keladang pak Telon untuk membantunya memanen sayur wortel. Seperti biasa Belang sangat malas. Dia memikirkan cara bagaimana untuk kabur dari tugas itu.

Belangpun mempunyai ide untuk bersembunyi keluar desa. Belang tahu bahwa itu salah, tapi Belang kan memang suka melanggar. Dia berlari kencang keluar desa, dia sangat terkejut ternyata di luar desa pemandanganta sangatlah indah. Dia berkeliling sejenak mencari tempat untuk tiduran sebelum tidur dia memasang jam weker pas jam 3 sore, ya sesuai jam selesainya waktu panen. Setelah jam 3 dia kembali pulang. Orang tuanya tidak sedikitpun curiga karena dia pulang tepat waktu. 

Keesokanya dia melakukan hal yang sama. Dia berpamitan kepada orang tuanya pergi ke ladang pak Telon tetapi sebenarnya dia akan pergi kekeluar desa lagi. Ah... Kemarin saja aku aman, hari ini aku pasti juga aman, pikirnya dalam hati. Belang kembali menuju tempat yang kemarin. Ketika dia baru saja merebahkan dirinya. Datanglah seorang manusia menuju dia. "Haa.. ada kelinci" manusia itu kaget. Belang yang mendengarnya lebih kaget lagi. Di segera bersembunyi di balik pohon. "Hai tidak usah takut. Aku tidak jahat kog" Kata mausia itu. "Kamu sedang apa disini, aku tidak pernah melihat kelinci disini" Kata manusia itu lagi. Belang kemudian menceritakan alasan mengapa dia bisa berada disini. "Wah, kamu memang betul. Untuk apa bekerja jika kamu bisa santai. Aku juga tidak suka bekerja". Kata manusia itu setelah mendengar Belang bercerita.

Mereka kemudian bercerita dan bermain bersama hingga jam 3 sore telah tiba. Sebenarnya Belang sangat sedih harus berpisah dengan manusia itu. Belang kemudian berkata, "Aku harus pulang, besok apakah kamu akan kesini lagi?". Manusia itu tersenyum dan berkata. "Belang bagaimana kalau besok kamu ikut aku pergi, kamu tidak harus bekerja dan aku akan memberimu makan setiap hari". Mendengar itu Belang bingung harus menjawab apa. "Tidak usah tergesa-gesa menjawabnya, jika kamu setuju. Besok datanglah lebih pagi. Karena besok jam 7 pagi aku akan meninggalkan hutan ini". Kata manusia itu lagi kepadanya.

Sesampainya di rumah Belang masih memikirkan perkataan manusia itu. Kalau aku ikut dia hidupku akan enak tinggal tiduran dan makan. Tidak seoerti disini aku harus keladang setiap hari, kata Belang dalam hati. Belangpun memutuskan untuk pergi ikut manusia itu. 

Sesampainya di luar desa manusia itu sudah menantinya. "Wah akhirnya kamu memutuskan pilihan yang sangat tepat". Kata manusia itu sambil menggendongnya. Belang tidak tau dimana dia akan dibawa, tapi dia sangat senang membayangkan kehidupan yang akan dihadapinya. Setelah berjam-jam manusia itu berjalan dan beristirahat. Sampailah mereka di luar hutan. Belang sangat takjub dengan banyaknya manusia di luar hutan itu. Kemudian manusia yang membawa Belang berjalan menuju tempat yang sangat mirip dengan pasar di desanya. Belangpun bertanya kepada manusia. "Apakah ini pasar?". Manusia itu menjawab "Iya Belang ini adalah pasar. Disini banyak orang yang akan menjual dan membeli hewan dan tanaman". Mendengar itu Belang jadi agak takut, tetapi dia menepis pikiran itu. 

Manusia itu menghampiri seorang penjual tua yang berdiri tak jauh dari jalan mereka datang. Sebelum manusia itu berbicara dengan penjual tua, Belang diletakkan pada kotak kayu milik penjual tua itu. Belang berusaha keluar dan mendengar percakapan manusia itu, tapi tak sedikitpun kotak itu terbuka. Beberapa menit telah berlalu Belang masih berada di kota. Belang merasa aneh mengapa manusia itu tidak selesai-selesai berbicara. Belang kemudian berteriak memanggil manusia itu, tapi tidak ada suara menyahuti dia. Kini Belang sadar bahwa Belang telah dijual oleh manusia itu. Belang kini berada dikotak kecil sendirian. Dia sadar bahwa karena sifat malasnya dia terjebak di kotak ini. Belangpun hanya bisa menyesali sikapnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun