Mohon tunggu...
Veny Aritonang
Veny Aritonang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hello! Welcome!

Menjadi penulis adalah impian masa kecil saya yang tidak pernah dan tidak bisa hilang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Si Kucing dan Sebuah Perenungan

5 Januari 2022   11:26 Diperbarui: 5 Januari 2022   11:44 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: freepik.com

Di kompleks rumah saya ada seekor kucing betina hitam. Perutnya menggembung besar. Saat pertama pindah ke tempat ini, saya pikir ia sedang hamil. Namun beberapa bulan kemudian, perutnya tidak juga kempes. 

Saya googling, kucing hanya hamil selama 2 bulan. Jadi seharusnya ia sudah melahirkan. Tapi dimana bayi kucingnya? Atau jangan-jangan, kucing tersebut tidak sedang hamil?

Saya jadi tidak enak. Saya teringat ketika menaiki KRL, saya mempersilahkan seorang wanita yang saya pikir sedang hamil untuk duduk. Namun bukannya senang diberi kursi, ia malah menunjukkan wajah kesal. 

Rupanya wanita tersebut tidak sedang hamil. Perut dan badannya saja yang agak besar. Saya malu sekali saat itu. Nah, kali ini, saya juga agak malu dengan kucing itu

"Maaf, Cing, saya kira kamu hamil", kata saya pada Si Kucing, sebagaimana saya memanggilnya. Ia mengeong-ngeong saja seperti biasa. "Tapi kalau kamu sedang tidak hamil, lalu perut kamu kenapa, dong?"

Si Kucing menggeliat dan berjalan menjauhi saya. Perut besarnya bergoyang ke kanan dan ke kiri seiring ia berjalan. Sepertinya ia bosan karena saya hanya bicara tanpa memberinya makan. 

Saya sedikit khawatir perut besarnya disebabkan oleh suatu penyakit, namun saya tidak terlalu ambil pusing. Jujur saja, saya bukan orang yang selalu baik terhadap kucing liar. Si Kucing hanya sekali-kali saja saya beri makan. Ia terus mengeong, tapi biasanya saya abaikan saja.

Setelah cukup lama tinggal di sini, saya jadi terpikir untuk memelihara seekor kucing ras yang lucu. Namun, saya teringat Si Kucing dan sekelumit pikiran segera menghampiri saya.

Bila saya memiliki seekor kucing ras peliharaan, akankah saya mengurungnya saja di rumah agar tidak kabur? Namun, bila kucing peliharaan saya duduk-duduk di tepi jendela dan melihat Si Kucing di luar rumah, akankah ia mempertanyakan kebebasannya? 

Lalu apa perasaan Si Kucing, melihat ada kucing lain yang bisa berada di dalam rumah dan mendapat perlakuan istimewa?

Bila saya memberi kucing saya makan, lalu mendengar Si Kucing mengeong, apa yang akan saya lakukan? Kucing peliharaan atau kucing liar sama-sama kucing, jadi mengapa saya hanya memberi makan kucing saya dan membiarkan Si Kucing kelaparan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun