Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perceraian: Solusi Cepat dan Takdir Tuhan

8 Maret 2016   00:09 Diperbarui: 8 Maret 2016   16:40 1580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Perceraian: Solusi Cepat dan Takdir Tuhan"][/caption]Publik antara kaget dan tidak ketika mendengar berita infotainmet yang mengabarkan artis cantik CS akan bercerai dengan suaminya. Padahal si artis belum lama melahirkan anak yang ke-2. Satu lagi berita tentang artis SG yang digugat cerai sang istri. Pasangan ini sudah memiliki tiga orang buah hati dan belum ada setahun mengumbar kemesraan baik di televise maupun medsos.

Perceraian di kalangan artis sudah jadi hal yang jamak, itulah yang membuat public tidak terlalu terkejut. Sehingga ada anggapan bukan artis jika tidak kawin cerai atau selingkuh. Perkawinan seumur jagung, tidak sebanding dengan hebohnya mereka saat menikah. Lihat saja artis dangdut N, menikah dengan janda kaya raya yang konon menghabiskan dana Milyaran untuk sebuah pesta perkawinan. Tragisnya belum ada 2 tahun sudah pisah! yang dibarengi dengan perseteruan melibatkan keluarga besar.

Kasus-kasus perceraian tidak hanya dialami pasangan artis saja. Masyarakat biasa pun kini menjadikan perceraian sebagai sebuah solusi. Kita harus maklum mengapa perceraian di kalangan artis mendapat perhatian.  Ya, mereka adalah public figure yang setiap gerak-geriknya selalu mendapat sorotan dari media sehingga terekspos.

Menurut data Kementerian Agama angka perceraian setiap tahun selalu meningkat. Berikut kutipan dari Kompas.com “Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan, angka perceraian di Indonesia lima tahun terakhir terus meningkat. Pada 2010-2014, dari sekitar 2 juta pasangan menikah, 15 persen di antaranya bercerai. Angka perceraian yang diputus pengadilan tinggi agama seluruh Indonesia tahun 2014 mencapai 382.231, naik sekitar 100.000 kasus dibandingkan dengan pada 2010 sebanyak 251.208 kasus.”

Lihat saja yang namanya pengadilan agama tidak pernah sepi. Kemajuan teknologi terutama internet dengan social medianya disinyalir ikut berpengaruh tingginya angka perceraian.

Perceraian sendiri memang diperbolehkan oleh agama. Walau dikatakan bahwa Tuhan membenci perceraian. Dalam agama Katholik yang terang-terangan menentang perceraian bukan berarti tidak ada umatnya yang ‘nekad’ berceraian.

Sebenarnya apa yang menjadi latar belakang pasangan yang bercerai? Berikut alasan umum mengapa orang bercerai.

1. Sudah tidak ada kecocokan lagi, ini adalah alasan yang paling sering dijadikan alasan. Ketidakcocokan menimbulkan pertengkaran.  Ketidakcocokan bisa bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain ketidakcocokan dalam kehidupan sexual mereka. Banyak suami-suami digugat cerai karena sudah tidak mampu mengimbangi hasrat sex istri yang jauh lebih muda misalnya.

Atau yang tidak kalah sadis ketika istri dicerai suami karena tidak bisa melayani lagi karena sakit. Berikutnya adalah tidak cocok dalam persoalan harta dan keuangan. Di sini berlaku ungkapan “ada uang abang disayang, taka da uang abang ditedang”.Tidak cinta lagi, Susah yang jika sudah tidak ada cinta lagi. Hati sudah mati rasa dan hambar.Lalu apakah akan terus bertahan sampai tua? Tinggal serumah dengan orang yang tidak dicintai.

2. Selingkuh, perselingkuhan besar kemungkinan berujung pada perceraian. Selingkuh saat ini mungkin sebuah trend apalagi di kota besar. Awalnya mungkin iseng ternyata berlanjut sampai tempat tidur. Pasangan yang berselingkuh jika ketahuan sulit mendapat maaf, disinilah bibit-bibit perpecahan yang menimbulkan ketidak harmonisan.

3. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), istri yang mempunyai suami yang temperamen, pemabuk, penjudi, suka main tangan tentu tidak tahan, nyawa pun bisa terancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun