Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Angkot Mogok, Berkah bagi Transportasi "Online" di Medan

14 Desember 2017   00:11 Diperbarui: 14 Desember 2017   07:46 3110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Ada pemandangan berbeda pada Rabu (13/12) kemarin. Simpang jalan DR. Mansyur- Jamin Ginting dan jalan Bambu II yang biasa macet tanpa mengenal jam itu tampak lancar. Begitu pula di beberapa ruas jalan lain.

Sekitar 8.000 angkutan kota berbagai jurusan di Medan, melakukan aksi mogok sejak pagi hari. Ulah para sopir angkot telah menyebabkan terlantarnya masyarakat pengguna transportasi umum. Awalnya mereka heran dengan kondisi 'abnormal' itu. Apalagi ditunggu sampai satu jam tetap tidak ada satupun angkot yang lewat. Pihak kepolisian dan Dishub coba membantu masyarakat dengan menyediakan angkutan gratis.

Rupanya para sopir angkot kesal dengan kehadiran angkutan berbasis aplikasi yang ditengarai menjadi faktor utama menurunnya pendapatan mereka. Fakta yang sulit disangkal memang, sebagian pengguna transportasi konvensional mulai beralih pada transportasi online.

Aksi mogok sopir angkot Medan ternyata malah membawa berkah luar biasa bagi para pengemudi transportasi online. Boleh dibilang tidak ada waktu lagi buat mereka untuk bernafas. Ponsel pintar mereka menjadi super gacor. Orderan datang tanpa henti. Baru saja drop penumpang, sudah masuk lagi.

Seperti yang dialami bang Hotman, driver Grabbike, yang sudah game sebelum petang. Game artinya sudah mencapai target bonus. Ia juga mengantungi uang cash yang cukup banyak kemarin.

"Lumayan bang, bersih cepek limpul (150 ribu) lebih kayaknya. Dah potong minyak (bensin), rokok dan makan," jawab bang Hotman setengah girang.

Lain lagi cerita pak Iwan (40th) yang berhasil melakukan 29 trip. Hampir dua kali lipat dari biasanya. Driver Gojek asal Aceh itu sudah 'menyerah' menjelang pukul 8 malam.

"Sudah nggak kuat nih kaki. Mata juga capek. Kalau dituruti bisa-bisa nggak pulang-pulang." Katanya sambil mengembuskan asap rokok.

Kabar sopir akan melakukan demo sudah beredar di antara driver. Ramai juga dibahas di grup WA. Maka banyak driver yang sudah ngaspal sejak pagi. Banyak driver yang tampil preman, tanpa atribut ijo-ijo baik jaket maupun helm.

Kalau bertemu sesama driver yang masih menggunakan atribut, mereka akan mengingatkan agar mengganti dengan jaket dan helm biasa. Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Driver-driver roda empat seperti GrabCar dan Go-Car juga kebanjiran orderan. Namun mereka tampak lebih berhati-hati. Mereka coba bermain safe dengan menghindari rute-rute tertentu di dalam kota.

Isunya, aksi mogok sopir angkot Medan akan berlangsung selama tiga hari. Bagi pengemudi angkutan online mungkin menjadi berkah. Namun bagaimana dengan urusan dapur sopir angkot sendiri?

Menjelang malam beberapa angkot dengan malu-malu kucing keluar kandang. Seperti yang tampak di perempatan Pinang Baris. Banyak sopir angkot yang sebenarnya ingin beroperasi namun mereka takut. Karena pagi hari dilakukan sweeping dan penghentian paksa terhadap angkot yang beroperasi.

Kondisi real banyak sopir angkot yang tidak mempermasalahkan kehadiran angkutan online. Sadar bahwa mereka tidak bisa melawan kemajuan teknologi. Dan tidak semua orang juga beralih pada angkutan online. Mereka menerima kenyataan pendapatan mereka menurun, tetapi yakin bahwa rejeki sudah ada yang mengatur.

Di sisi lain, sebagian sopir angkot tidak bisa menerima kenyataan saat ini. Banyak yang mengaku sulit untuk sekedar membayar setoran. Tanpa mau menyadari mengapa masyarakat enggan naik angkot lagi.

Alasan utama masyarakat beralih ke transportasi online adalah kemudahan. Bagi mereka yang rumahnya agak jauh dari akses langsung angkot tentu lebih irit waktu dan uang dengan naik Gojek misalnya. Atau jika ingin pergi bersama keluarga tentu lebih mudah dan nyaman jika memesan Go-Car atau Grab Car.

Soal harga, adakalanya naik angkot lebih murah. Namun sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan angkot yang nyaman dan aman. Aman dalam artian aman untuk keselamatan jiwa maupun aman dari tindak kriminal.

Sikap angkot juga terkadang menyebalkan. Ngebut tanpa mempedulikan keselamatan penumpang. Penumpang hanya bisa pasrah dan berdoa. Kadang lebih baik minta turun walau belum sampai ditujuan. Bukan rahasia kalau ada oknum sopir angkot yang menggunakan narkoba agar mereka tetap fit.

"Kita nih palak sama sopir angkot. Kalau kita salah dia marahnya minta ampun. Tapi kalau dia yang salah, cuek aja dia." Kata seorang teman menggambarkan kelakuan sopir angkot.

Mengapa kondisi jalan kota Medan relatif lancar saat aksi mogok sopir angkot kemarin? Bukan saja karena volume kendaraan yang berkurang tetapi karena tidak ada lagi kendaraan yang tidak tertib di jalan.

Selama ini angkot adalah salah satu biang kerok macet. Mereka ngetem dan berhenti sembarangan. Perempatan Pinang Baris seharusnya bebas macet sejak beroperasinya TOL Medan-Binjai. Namun kenyataannya tetap saja arus jalan tersendat. Penyebabnya ya angkot yang seenaknya ngetem memenuhi badan jalan. Dan sopir-sopir angkot itu tidak pernah peduli dengan pengguna jalan yang lain. Walaupun sudah diklakson!

"Mau sampai kapan angkot mogok. Apa nggak mikir kasih duit keluarganya?" celetuk ibu-ibu dipinggir jalan. Tangannya sibuk mengamati ponselnya. Menunggu datangnya ojek online pesanan. Hal yang sama yang dilakukan  puluhan orang yang berada di halte bus  depan Medan Mall. Mereka sibuk berkutat dengan ponsel pintar mereka. Sambil celingak-celinguk menanti jemputan.

Mereka yang ditolak kehadirannya bersorak girang. Walau badan pegal-pegal tetapi berbaloi dengan apa yang diperoleh.

"Kalau bisa mogoknya jangan cuma tiga hari. Sebulan sekalian.... ". Kata bapak-bapak di samping saya.

Huss..... Apa jadinya Medan tanpa angkot?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun