Mohon tunggu...
veni Wp
veni Wp Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang yang biasa saja. berjalan di atas kaki sendiri

Menjadi Manusia yang Seutuhnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja

26 Mei 2019   12:04 Diperbarui: 26 Mei 2019   12:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku butuh tempat untuk mendengarkan kerinduan tak bertuan ini. Tolong seseorang raihlah tanganku dan bawa aku ke dalam dekapanmu yang nyaman.

-Caesara Andila-

Kupu-kupu berterbangan mengelilingi bunga mencari sebuah sari kehidupan. Lukisan langit senja menemani setiap kepakan sayapnya. Kehidupan yang sangat indah kini tercipta oleh semesta. Semesta seakan memberikan hal-hal yang dibutuhkan jiwa. Alam ini semakin hidup dan menjadi teman baik. Aku menyusuri taman bunga, mereka tersenyum hangat.

"Apa kalian tahu? Setiap saat dunia menjadi sepi hanya dalam sekejap mata." Mereka hanya mendengarkanku. Namun sesekali mereka menari dengan belain lembut angin. Lebah pun setia menjadi penontonnya.

"Ini memang sakit, tapi untuk melihat seseorang yang kita sayangi, apapun bisa dilakukan." Aku memetik bunga itu dan merasakan betapa sakit jiwanya. "Mari kita lihat semesta merubah dunia."

Senja terlihat sangat indah membuat tubuhku melayang menemaninya. Aku terbang dalam dunia yang semu, dunia yang hanya bisa dirasakan dalam waktu singkat. Dengannya aku bisa merasakan bagaimana sebuah keindahan. Keindahan yang nyata bisa dirasakan jiwaku. Nafasku melebur menjadi satu dengan semesta. Kesejukan memeluk manja jiwa rapuh. Kerinduan yang selalu tertanam tanpa jelas siapa tuannya.

Aku terus tersiksa dengan keadaan ini semua. Tiada ada yang berarti. Senja berubah menjadi cahaya bintang-bintang diatas sana. "Kau berkilaun disana dan membuat aku sulit menggapaimu." Tanganku terulur mencoba meraih bintang itu. Kerinduanku akan dirinya terus tumbuh. Tanpa ada seseorang pun yang mampu menghilangkannya.

 "Jika seseorang menggantikanmu, apakah kerinduan ini akan hilang?" tidak ada jawaban.

Aku merebahkan tubuhku memandang ke dunia luas. Bunga itu aku genggam terlalu kuat hingga aku menyakitinya. "Maafkan aku. Kamu terlalu hebat membuat aku susah untuk melepaskannya."

Imajinasi yang bisa aku lakukan. Berhalusinasi untuk dapat meraihmu. Aku tidak mampu memeluk tubuh dan mencumbunya. Aku memandangnya dan mencoba meraih tangannya. Tapi dia terus berjalan tanpa melihat kearahku. Tolong lihatlah, aku semakin gila dengan perasaan yang tidak jelas ini. Aku tidak sanggup untuk bertahan dalam kesendiran. Kesepian ini perlahan membunuh jiwaku bahkan mungkin semua kehidupanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun