Mohon tunggu...
Konstantinus Jalang
Konstantinus Jalang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Berfilsafat dari Bawah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Leonel Messi Tak Layak Dibenci!

5 Desember 2021   13:36 Diperbarui: 5 Desember 2021   15:22 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Majalah Sepak Bola Prancis yang memprakarsai pergelaran Ballon d'Or sudah terbiasa dengan protes dari pihak yang tak puas. Majalah Sepak Bola Prancis ini tidak pernah menganulasi setiap hasil voting dari tahun ke tahun. Sikap yang tegas seperti ini setidaknya membuktikan kematangan prinsip para jurnalis majalah ini. Justru, konsistensi semacam ini yang kemudian menjadikan Majalah Sepak Bola Prancis dan Ballon d'Ornya tetap disegani dalam dunia sepak bola

Selain itu, majalah ini juga terdiri dari para jurnalis yang punya kontribusi besar dalam pemberitaan liga-liga elite Eropa, termasuk liga champions. Etos kerja mereka yang luar biasa dalam jurnalisme sepak bola serentak mempertegas  hegemoni Ballon d'Or sebagai ajang paling bergensi dalam dunia sepak bola. Sebab, Ballon d'Or Award diselenggarakan oleh para jurnalis yang berkualitas dalam publikasi sepak bola.


Harus diakui bahwa penghargaan Ballon d'Or sudah dianggap sebagai pencapaian paling prestisius dalam dunia sepak bola. Standar penilain a la Ballon d'Or sudah menjadi tolok ukur, siapa pemain sepak bola terbaik sepanjang satu tahun. Kalian boleh saja membantah, tetapi, pesepak bola sekelas Ronaldo Nazario, Ronaldinho, Ricardo Kaka, Cristiano Ronaldo dan bahkan Lionel Messi tak pernah mampu menyembunyikan kebahagiaan dan kebanggan mereka atas pencapaian memenangkan Ballon d'Or. Tangisan Cristiano Ronaldo saat memenangi Ballon d'Or di 2014 silam adalah bukti betapa ia bangga memenangi Ballon d'Or.

Messi Tak Layak Dibenci!


Di sini, saya akan menyampaikan alasan, mengapa Messi tak layak dibenci hanya karena ia "merebut" Ballon d'Or dari Robert Lewandowski dan Jorginho.


Messi tidak pernah memaksa untuk dipilih. Sebagai pesepak bola profesional, Leo tentu saja bangga bila ia dinobatkan sebagai pemain terbaik. Tetapi, Leo sendiri tak pernah menyebut dirinya sebagai pesepak bola terbaik. Pera jurilah yang memilihnya sebagai pemain terbaik. Jika kalian tidak puas dengan hasil voting Ballon d'Or 2020/2021, bencilah para jurinya, bukan Leonel Messi. Toh, tanpa Ballon d'Or 2020/2021 pun, Messi tetap menjadi Raja Ballon d'Or. Ia sudah punya koleksi 6 Ballon d'Or.


Etos kerja Leonel Messi di lapanganlah yang "memaksa" para juri Ballon d'Or untuk memilihnya. Ballon d'Or yang dimenangi Leo semata-mata karena performanya yang dinilai dan dianalisa oleh para juri. Leo tetap mencintai sepak bola seandainya tak memenangi Ballon d'Or. Dia mengenal Ballon d'Or setelah mencintai sepak bola.


Mana mungkin kalian membenci Leonel Messi? Kalian tak mungkin tak kagum dengan pencapaian Leonel Messi pada ajang Copa America baru-baru ini. Dalam turnamen sebesar itu, Leo mampu menjadi top scorer, top assist dan pemain terbaik. Yah, mungkin kalian juga kagum dengan pencapaian individu Lewandowski, Mohamed Salah atau Cristiano Ronaldo. Tetapi, komparasi semacam ini tidak menjadi alasan untuk membenci Leo. Kalian mungkin berharap Lewandowski yang berhak mendapatkan Ballon d'Or. Tetapi, harapan yang tak menjadi kenyataan itu bukan alasan untuk membenci Leonel Messi.


Ballon d'Or  adalah pencapaian sekaligus pemberian. Dikatakan pencapaian, karena Ballon d'Or adalah simbol prestasi tertinggi dalam dunia sepak bola. Dikatakan sebagai pemberian, karena setiap pemain harus tunduk pada pilihan para juri. Jadi, Messi tak layak dibenci karena banyak suara juri yang memilihnya. Satu-satunya alasan membenci Leonel Messi adalah iri hati.


Yang jelas, tolok ukur penilain Ballon d'Or tidak hanya berdasarkan jumlah gol, melainkan juga keseluruhan etos kerja pemain, baik secara individu maupun sebagai bagian dari tim. Juga, attitude para pemain, baik di atas lapangan maupun di luar lapangan menjadi pertimbangan penilaian para juri.

Oleh: Venan Jalang (Guru Agama Katolik di Sekolah Pascal Montessori Bandung, Jawa Barat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun