Mohon tunggu...
Konstantinus Jalang
Konstantinus Jalang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Berfilsafat dari Bawah

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pelukan Yudas Iskariot

2 April 2021   23:29 Diperbarui: 2 April 2021   23:34 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Selain Maria Magdalena, Pontius Pilatus, Rasul Petrus, Paulus, Bunda Maria dan Yesus Kristus sendiri, Yudas Iskariot adalah salah satu tokoh biblis paling populer. Yudas tidak secerdas Paulus atau punya kharisma memimpin seperti Petrus. Ia mungkin hanya punya insting bisnis yang baik, makanya dia dipercayakan sebagai bendahara oleh komunitas Para Rasul Yesus Kristus. Posisi bendahara mungkin diberikan kepadanya karena kelebihannya tersebut. Kita semua tahu, bendahara biasanya bertugas mengelola keuangan suatu komunitas tertentu. Isi kepala para bendahara sudah terbiasa dengan kalkulasi untung-rugi pengelolaan uang.

Popularitas Yudas Iskariot pertama-tama bukan karena prestasinya di bidang bisnis. Ia tidak terkenal karena kepiwaiannya dalam mengelola kas komunitas Para Rasul. Yudas malah menjadi terkenal karena kejahatan kemanusiaan. Ia tega menjual Yesus Kristus hanya dengan harga 30 keping perak. Yesus dijual bukan untuk dijadikan budak. Lebih rendah dari budak, Yesus dijual untuk disalibkan. Bagi orang Yahudi, puncak penderitaan adalah saat seseorang mati di kayu salib. Yesus dijual justru untuk mengalami akhir hidup seperti itu. Rupanya, insting bisnis yang tidak dikontrol oleh etika dapat mengakibatkan kejahatan kemanusiaan. Dari Yudas kita belajar bahwa uang bisa membeli segalanya, termasuk harga diri seorang manusia.

Yudas telah menampilkan fakta tentang paradoks makhluk bernama manusia. Sosok Yudas telah mewariskan kisah pengkhianatan paling licik dalam peradaban umat manusia. Ia istimewa di antara sekian banyak orang di zaman Yesus. Yudas adalah salah satu orang yang dipilih Yesus Kristus menjadi Rasul-Nya. Ia bahkan dipercayakan menjadi bendahara. Kedekatannya dengan Yesus tidak membuatnya semakin membela dan mencintai Yesus. Kedudukannya yang istimewa ini malah dimanfaakannya untuk berkhianat.

Puncak pengkhianatan Yudas dilakukan dengan amat dramatis. Ia mengkhianati Yesus Kristus dengan mencium dan memeluk. Dari paradoks tindakan Yudas, kita kemudian belajar tentang apa artinya sebuah tindakan. Setiap tindakan selalu disertai motivasi yang tak kasat mata. Tindakan dengan demikian tidak boleh dipahami sejauh tindakan. 

Kita perlu mencurigai setiap intensi tindakan. Tindakan yang tampak mulia pun bisa jadi disertai intensi yang amat jahat. Orang yang sering kali bersikap manis ternyata bisa jadi orang yang paling membenci kalian. Pelukan dan ciuman bahkan bisa saja sebuah tindakan kamuflase demi meraup kepuasan pribadi.

Sampai hari ini, kita semua masih menjumpai orang-orang yang pandai berkhianat. Para pengkhianat biasanya bermulut manis dan pandai mengucapkan janji. Mereka cenderung berbasa-basi respect dengan orang baru. Kadang-kadang, mereka juga pandai mengenal kelebihan dan kelemahan korbannya. Saya pastikan, orang-orang seperti ini tidak akan semanis itu, bila berhadapan dengan siapa saja yang mereka anggap tidak menguntungkan mereka.

Oleh: Venan Jalang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun