Mohon tunggu...
Konstantinus Jalang
Konstantinus Jalang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Berfilsafat dari Bawah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Tradisi Discernment of Spirit dalam Gereja Katolik

29 Oktober 2020   15:28 Diperbarui: 21 November 2021   20:36 3943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Tradisi Discernment of Spirit dalam Gereja Katolik. | pexels

Yang perlu disadari oleh seorang yang melakukan discernment of spirit adalah: pertama, mengenal kondisi hidup rohaninya. St. Ignatius Loyola membagi dalam dua kategori kondisi hidup rohani yakni, mereka yang memiliki kecenderungan ke arah yang jahat dan mereka yang sedang berusaha dekat dengan Tuhan.  

Kedua kategori ini bisa pula kita katakan dengan rumusan: mereka yang cenderung berorientasi kepada dirinya sendiri dan mereka yang cenderung berorientasi ke orang lain. Cara kerja roh baik dan roh jahat di dalam diri kedua kategori ini berlainan.

Dalam diri seorang yang berorientasi pada dirinya sendiri, roh jahat akan mendorong orang tersebut untuk selalu melakukan kejahatan. Sebaliknya, roh baik bekerja melalui hati nurani dan akal budi. Sedangkan dalam diri orang yang sedang berusaha dekat dengan Tuhan, Roh baik bekerja melalui pengalaman air mata, inspirasi, dan kedamaian.

Pengalaman-pengalaman seperti ini membuat seseorang mampu menghadapi hambatan untuk semakin dekat dengan Tuhan. Sebaliknya, roh jahat menyerang bagian sensitif seseorang, penalaran seseorang, dan bagian defensif seseorang dengan alasan yang semu. 

Kadang kala roh jahat menyerang kelemahan kodrati seseorang, dengan pertama-tama membuat seseorang antusias, tetapi kemudian membuat orang tersebut kecil hati, putus asa untuk terus melakaukan kebaikan. Kedua, seseorang perlu mengenal tujuan tindakannya. Aktivitas discernment tidak lain adalah "aktivitas" mencari kehendak Allah. 

Dari tujuan akhir tindakan, kita akan mengenal apakah Roh baik atau roh jahat yang mendorong kita. Kita perlu mengetahui apakah tujuan tindakan kita adalah demi kemuliaan Allah atau bukan. Kehendak Allah selalu berupa keinginan untuk mencintai, melayani, jujur, murni, dan adil. Sebaliknya, bila tujuan tindakan kita adalah kemegahan diri, balas dendam, iri hati, dan kebencian, dengan sendirinya gerakan itu berasal dari roh jahat. Ketika kita mengenal tujuan gerakan, pada saat yang sama kita akan mengenal sumber gerakan.

2. Discernment komunal

Discernment komunal merupakan proses yang diagendakan secara bersama-sama. Discernment bentuk ini selalu berkaitan dengan keputusan penting dan menyangkut kebaikan bersama. Langkah-langkahnya antara lain:

Pertama, persiapan diri. Di sini peserta diharapkan menaruh keyakinan bahwa Roh Kudus akan berkarya dalam dirinya dan juga peserta yang lain. Untuk itu, setiap peserta diharapkan membuka diri terhadap karya Roh.

Kedua, berdoa dan berefleksi. Dalam tahap ini, peserta diharapkan berdoa dan berefleksi atas doanya. Mereka perlu melihat bagaimana Roh Kudus menggerakkan mereka. Doa juga dimaksudkan agar peserta menjalankan discernment dengan semangat lepas bebas.

Ketiga, menyampaikan data. Yang dimaksudkan dalam tahap ini ialah bahwa setiap peserta mengetahui dengan benar bahan yang sedang dijadikan pemilihan atau penegasan bersama. Untuk itu, bahannya diharapkan sudah dipelajari di waktu-waktu sebelumnya. Bisa mendatangkan ahli khusus, namun ia sebatas menyampaikan informasi dan tidak membuat keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun