Mohon tunggu...
Konstantinus Jalang
Konstantinus Jalang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Berfilsafat dari Bawah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Tradisi Discernment of Spirit dalam Gereja Katolik

29 Oktober 2020   15:28 Diperbarui: 21 November 2021   20:36 3943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Tradisi Discernment of Spirit dalam Gereja Katolik. | pexels

I. Pengantar

Gereja adalah umat yang dipanggil Tuhan menuju keselamatan.  Namun, tak dapat dipungkiri bahwa umat yang dipanggil Tuhan ini memiliki kecenderungan berbuat dosa (Concupiscentia).  Dalam keadaan yang demikian, manusia mengalami kesulitan untuk menanggapi Tuhan yang memanggil. Ketika manusia berusaha memilih yang baik, selalu saja ada dorongan lain untuk memilih yang jahat.

Dalam suratnya yang pertama, Yohanes menegaskan bahwa setiap roh perlu diuji (bdk. 1Yoh 4:1). Pernyataan ini berangkat dari kenyataan bahwa tidak semua roh yang berkarya dalam diri seseorang mengarahkannya pada Allah. 

Roh jahat pun berkarya dalam diri seorang manusia. Bahkan roh jahat mampu berkarya melalui sesuatu yang tampaknya sangat baik.  Anjuran Yohanes di atas sesungguhnya hendak mempertegas pernyataan Yesus sendiri. Yesus mengatakan bahwa sesuatu itu baik dikenal melalui buahnya (bdk. Mat 7:16). Discernment of spirit tidak lain adalah "aktivitas" yang perlu untuk mengenal kehendak Allah.

II. Apa Itu Discernment of Spirit dan Bagaimana Melakukannya?

A. Discernment of Spirit dalam Kitab Suci dan Tradisi

Secara etimologis, Discernment of spirit adalah terjemahan dari bahasa Yunani dokimazete ta pneuma (lih. 1Yoh 4:1).   Pneuma itu sendiri memiliki kesamaan arti dengan ruah (Ibrani). Kedua kata ini dalam bahasa Latin disebut spiritus. Dalam bahasa Indonesia, kata ini disebut "roh". Roh merujuk pada Roh Allah yang berkarya (bdk. Hak 23:19; 6:33; 1Sam 11:6) dan selalu dibedakan dengan perbuatan daging (bdk. Gal 5:6-25).

Dalam budaya Yunani klasik, dokimazein berarti mencobai, membuktikan, dan membedakan uang atau orang atau anggur, serta menilai sesuatu itu baik atau tidak. Kemudian kata ini diterjemahkan ke dalam bahsa Inggris discern yang berarti menyaring, memisahkan, membedakan, seperti kita berusaha membedakan atau memisahkan butir-butir beras dari kerikil kecil, atau pasir halus dan pasir kasar. 

"Aktivitas" discernment tidak hanya dipakai dalam kalangan religius, namun juga dipakai oleh para dokter dan pebisnis. Singkat kata, discernement dipahami sebagai "aktivitas" memilah-milah mana yang baik dan mana yang tidak baik dalam mengambil sebuah keputusan, entah keputusan personal ataupun keputusan komunal.

Baca juga: Sakramentalitas 7 Sakramen Gereja Katolik

Dalam kehidupan spiritual, "aktivitas" ini dikenal dengan sebutan discernment of spirit. Discernment of spirit adalah "aktivitas" membedakan mana gerakan batin yang digerakan oleh Roh Kudus dan mana gerakan batin yang digerakkan oleh roh jahat. Roh Kudus selalu menuntun sesorang pada kehendak Allah, sedangkan roh jahat selalu mendorong seseorang kepada kejahatan.  Sumber gerakan selalu dilihat berdasarkan tujuannya. Dalam Perjanjian Lama, discernment of spirit berhubungan langsung dengan pengalaman manusia dalam menanggapi Wahyu Allah. Wahyu Allah bukan informasi, melainkan komunikasi yang mengundang partisipasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun