Mohon tunggu...
Velda SyifaSeptiningsih
Velda SyifaSeptiningsih Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa

Stop be your self and start be your best self

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ikan Pindang, Pemenuh Protein Hewani

1 Desember 2020   06:06 Diperbarui: 1 Desember 2020   06:17 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Velda Syifa Septinigsih1 dan Junianto2

  • Mahasiswa Program Studi Perikanan UNPAD
  • Dosen Program Studi Perikanan UNPAD

Pemindangan merupakan proses penggaraman yang diikuti dengan proses perebusan atau pengukusan (Moeljanto 1992). Pindang merupakan suatu bentuk olahan ikan yang akhir-akhir ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas, namun di sisi lain produk olahan ikan cepat sekali mengalami pembusukan (perishable food). 

Usaha pemindangan ikan ini dilakukan oleh perorangan yang ada di Desa Ciptasari Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Sumedang. Usaha pengolahan ikan pindang ini merupakan usaha turun temurun sejak tahun 1997. Bahan baku yang digunakan diantaranya ikan cakalang, ikan bandeng, ikan tongkol, ikan tongkol kecil, ikan salem, ikan layang, dan ikan penggol yang berasal dari supplier Pasar Caringin Bandung

Usaha dari produk pemindangan ikan memiliki nilai tambah. Nilai tambah produk merupakan pertambahan nilai yang terjadi karena suatu komiditi mengalami proses pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan dalam suatu proses produksi. Nilai tambah yang didapatkan dari usaha pemindangan ikan di Desa Ciptasari setiap bulannya memiliki pendapatan penjualan hingga mencapai 10-15 juta/bulan. Hasil produksi ikan pindang sehari sebesar 100 kg hingga 130 kg.

Dilihat dari sudut program peningkatan konsumsi protein masyarakat, ikan pindang mempunyai prospek yang lebih baik daripada ikan asin. Hal ini mengingat bahwa ikan pindang mempunyai cita-rasa yang lebih lezat dan tidak begitu asin jika dibandingkan dengan ikan asin sehingga dapat dimakan dalam jumlah yang lebih banyak. 

Kelebihan ikan pindang dari ikan asin ialah ikan pindang merupakan produk yang siap untuk dimakan (ready to eat). Di samping itu juga praktis semua jenis ikan dari berbagai ukuran dapat diolah menjadi ikan pindang (Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2005). Hasil produksi kegiatan pemindangan sangat disenangi oleh konsumen karena aromanya hampir mendekati ikan kaleng serta tidak terlalu asin, sehingga dapat di konsumsi dalam jumlah yang lebih banyak bila dibandingkan dengan produk ikan asin.

Ikan pindang yang dijual secara langsung dan melewati perantara (reseller). Ikan pindang yang dijual secara langsung biasanya pembeli atau konsumen yang datang langsung ke rumah pengolahan ikan pindang. Sedangkan pejualan ikan pindang secara perantara (reseller) tidak berjalan dengan baik karena banyak reseller yang bermain curang atau tidak membayar hasil jualan ikan pindang tersebut. Hal itu menyebabkan pemilik usaha ikan pindang mengalami kerugian.

Produk ikan pindang yang dijual dibungkus dari daun pisang dan kertas serta dikemas dengan plastik. Hal tersebut yang membuat penjualanan ikan pindang tidak bisa disebar luaskan ke super market ataupun pasar-pasar modern lainnya. Akan lebih jika produk ikan pindang ini memakai kemasan plastik ziplock ataupun divacum dan diberi label merk serta tanggal kadaluarsa. Kemasan seperti itu membuat daya tarik pembeli karena pada dasarnya masyarakat saat ini mementingkan nilai estetika dan keamanan pangan, bukan hanya dari segi rasa saja.

Produk ikan pindang ini dijual secara offline dan disebar luaskan hanya dari mulut ke mulut serta memiliki kios dipasar. Promosi yang dilakukan secara langsung ini memiliki kekurangan yaitu hanya beberapa masyarakat yang mengetahui produk ikan pindang ini. 

Sebaiknya produk ikan pindang dijual secara online juga, dengan memanfaatkan sosial media salah satunya adalah Instagram dan Whatsapp. Instagram dan Whatsapp merupakan salah satu sosial media yang informasinya lebih cepat tersebar luas dan sangat mudah untuk diakses oleh orang banyak. Terutama ketika kemasan yang dipakai sangat menarik. Bukan hanya kalangan orang tua saja yang membeli produk ikan pindang ini melainkan kalangan remajapun akan tertarik membeli produk ikan pindang.

Produk ikan pindang memiliki protein yang cukup tinggi. Berdasarkan data Kemenkes RI (TKPI), setiap 100 gram ikan pindang mengandung 100 mg fosfor, 157 kkal energi, 45 μg retinol dan 28,0 gram protein. Ini menunjukkan bahwa kandungan fosfor, energi, retinol dan protein termasuk tinggi dan cukup tinggi. Hal tersebut, membuat ikan pindang menjadi salah satu produk yang dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dengan harga yang relatif murah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun