Mohon tunggu...
VEGA MA'ARIJIL ULA
VEGA MA'ARIJIL ULA Mohon Tunggu... KARYAWAN SWASTA -

Alumni Universitas Negeri Semarang. Hobi membaca koran, menulis dan bermain futsal. Penggemar tim sepakbola Arsenal FC. vegaensiklopedia10@gmail.com vegaensiklopedia10.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nestapa Pendidikan di Indonesia Timur

29 November 2016   23:06 Diperbarui: 29 November 2016   23:21 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah pilar utama yang harus dimiliki suatu bangsa karena pendidikan adalah gerbang utama daalam persaingan global saat ini. Melalui pendidikan diharapkan bumi pertiwi ini dapat memiliki bibit-bibit unggul yang nantinya menjadi cikal bakal bangsa Indonesia. Dengan adanya pendidikan yang ditanamkan sejak dini, generasi penerus akan mampu membangun bangsa Indoneisa ini melalui pemikiran-pemikiran mereka yang brilian. Sebelum berjalan jauh, perlu kita ketahui bahwa pendidikan saja dirasa tidak cukup, yang diperlukan bangsa Indonesia saat ini adalah pendidikan yang merata.

Indonesia adalah negara kepulauan yang letak geografisnya terbentang dari Sabang hingga Merauke, yang artinya sistem pendidikan kita harus merata, karena sejatinya tak cukup jika hanya mengandalkan pusat pendidikan di pulau Jawa, karena Indonesia bukanlah pulau Jawa semata melainkan pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan pulau-pulau lainnya. Bukti bahwa pendidikan Indonesia tidak merata dapat dilihat melalui survei berikut.  

Berdasarkan data dari UNESCO, Indonesia berada diposisi 109 dalam angka Human Development Index (HDI)yang dihitung berdasarkan beberapa aspek, salah satunya kualitas pendidikan. Menurut studi survei yang dilakukan Instansi Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan Indonesia menempati posisi 12 dari 12 negara di Asia yang telah disurvei.Kemudian, menurut data The World Economic Forum di Swedia, daya saing pendidikan di Indonesia terbilang rendah, yaitu menempati urutan 37 dari 57 negara yang telah disurvei.

Pendidikan di Indonesia sejatinya bukan hanya soal kualitas melainkan faktor fasilitas dan pemerataan. Di wilayah Indonesia Timur terdapat tiga provinsi yang dirasa memiliki kualitas pendidikan yang rendah, yaitu Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Barat. Perlu diketahui, bahwa fasilitas seperti gedung sekolah, meja, kursi, lemari, rak buku, perpustakaan, dan guru-guru yang berkompeten adalah faktor-faktor yang hukumnya wajib dalam dunia pendidikan.

Selain itu, jarak tempuh dari rumah siswa-siswi menuju ke sekolah adalah hal lain yang patut diperhatikan, hal ini dikarenakan agar siswa-siswi tidak kelelahan saat tiba di sekolah. Kemudian fasilitas seperti jembatan yang ada di Indonesia Timur juga harus diperhatikan agar siswa-siswi tidak menantang maut saat menyeberang jembatan. Banyak kita jumpai baik secara langsung atau melalui media-media cetak dan elektronik bahawa masih banyak potret jembatan yang rusak, sehingga siswa-siswi harus menyeberang dengan kadar resiko yang teramat tinggi. Bahkan ada juga yang menyeberang menggunakan getek bambu. Sungguh gambaran yang ironis bagi putera-puteri negeri ini. Mengingat Indonesia adalah negara yang begitu besar, seharusnya hal seperti ini tak perlu terjadi.

Gambaran lain adalah mereka yang harus belajar di gedung sekolah yang sudah tidak layak bahkan hampir roboh, alas ruang kelas yang masih terbuat dari tanah, buku-buku pelajaran yang masih menggunakan kurikulum yang telah kadaluarsa, serta mayoritas dari mereka yang tidak bersepatu dan berseragam. Faktor ekonomi bisa dibilang menjadi aktor utama mengingat keterbatasan dari orangtua mereka sehingga tidak dapat membelikan seragam dan sepatu. Hal-hal tersebut patut menjadi perhatian dan ditindak lanjuti. Hal lain yang menjadi miris adalah masih ada dari mereka yang salah menyebut nama foto presiden di ruang kelas mereka. Dari sekian paparan tentu kita meyakini bahwa sistem pendidikan di wilayah Indonesia Timur layak mendapat perhatian.

Pemerintah harus melihat situasi ini. Harus ada tindak lanjut baik dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Perlu adanya pembenahan dari segala sektor seperti gedung sekolah, meja, kursi, buku-buku pelajaran, dan penambahan guru-guru berkompeten diwilayah pelosok Indonesia Timur. Terlepas dari itu semua, perlu diapresiasi juga program pemerintah berlabel SM3T atau yang akrab disebut program guru garda depan yang diperuntukkan untuk calon-calon guru yang mengajar di wilayah pelosok, karena dengan adanya program tersebut mampu menambal kebutuhan akan tenaga pengajar utamanya di wilayah Indonesia timur dan pelosok-pelosok negeri ini yang jarang tersekspos.

Perlu diketahui bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan kaya akan bibit unggulnya. Oleh karena itu kita patut bersama-sama membangun negeri ini. Melalui pendidikan diharapkan Indonesia mampu menyetarakan ilmu, skill dan hak-hak bangsa ini. Sekali lagi Indonesia adalah negeri yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Jadi upaya pendidikan harus dilakukan keseluruh penjuru negeri ini. Putera-puteri kita layak mendapatkan haknya guna mengenyam bangku sekolah, jadi wajib belajar yang sering diutarakan bukanlah slogan semata. Jaya terus pendidikan Indonesia karena sejatinya ilmu pendidikan tak mengenal batas.

Oleh: Vega Ma’arijil Ula

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun