Mohon tunggu...
Vega Andika
Vega Andika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Konten mengarah ke sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyimpangan Makna dan Fungsi Keris di Era Modern

6 Maret 2023   15:43 Diperbarui: 6 Maret 2023   15:45 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keris merupakan suatu senjata yang digunakan oleh masyarakat zaman lampau yang memiliki bentuk memanjang dan memiliki panjang maksimal 42 cm, ukuran normalnya sekitar 37 cm. Bentuk keris juga sangat unik yaitu adanya bentuk berkelok (keluk) sehingga keris tidak berbentuk lurus, selain itu keluk dari keris tidak ada yang genap yaitu keluk 3, 5, 7, 9, 11 dan 13. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi keris itu sendiri akibat dari perkembangan zaman yang ada. Keris dibuat dari berbagai macam unsur logam yang disatukan, minimal memiliki dua unsur logam yang berlainan. Beberapa unsur logam tersebut disatukan melalui penempaan dengan pemanasan teknik pijar. Bahan baku dari pembuatan keris adalah baja, besi dan pamor, bahan pamor ini ada beberapa jenis yakni batu meteorit, pamor lawu, pamor sanak dan logam nikel (Suryono, 2009: 12). Keris merupakan benda seni yang memiliki banyak unsur seni yaitu; Pertama seni ukir, Kedua seni tempa, Ketiga seni ukir, Keempat seni perlambangan dan Kelima  seni bentuk.

(Sumber : https://images.app.goo.gl/HiLNyH8ystLrdseF9)

Perkembangan dan perubahan peradaban yang terjadi di dunia juga mempengaruhi perubahan fungsi infrastruktur yang ada, termasuk benda-benda artefak juga mengalami pergeseran makna dan fungsi akibat dari globalisasi. Hal tersebut sangat berkaitan dengan keris. Namun, masyarakat di era globalisasi ini menganggap keris adalah suatu benda berhala yang disembah-sembah oleh pemiliknya, padahal kenyataannya sebenarnya tidak seperti itu. Perubahan perspektif masyarakat terhadap keris ini akibat dari kesalahan penerjemahan pelaku keris itu sendiri yang cenderung merugikan orang lain, salah satu contohnya dukun yang menyalahgunakan fungsi keris sebagai benda yang memiliki suatu kekuatan sehingga masyarakat langsung mengambil kesimpulan bahwa keris itu benda berhala dan orang yang memilikinya itu sesat.

(Sumber : Bagaimana Litografi Menggambar Orang Nusantara di Masa Lalu ... https://images.app.goo.gl/N3RVSD9eNiAn3bkL9)
(Sumber : Bagaimana Litografi Menggambar Orang Nusantara di Masa Lalu ... https://images.app.goo.gl/N3RVSD9eNiAn3bkL9)

 Dalam filosofi keris itu sendiri ada tiga hal yang harus dipegang dalam penerjemahan keris, yaitu; bagaimana manusia itu hidup dihadapan Tuhan-Nya, bagaimana manusia hidup dengan sesama ciptaan, dan bagaimana manusia hidup dengan alam semestanya. Citra negatif keris akibat dari kesalahan penerjemaahan yang tidak memegang tiga hal penting tersebut adalah citra terbesar yang berkembang dimasyarakat. Maka dari itu pemahaman tentang filosofi keris sangatlah penting agar tidak salah dalam menerjemahkan makna, filosofi dan fungsi keris bagi masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa memiliki suatu ajaran yang suci namun sangat dibatasi. Ajaran yang suci dan sangat dibatasi ini adalah adanya suatu prinsip, prinsip tersebut adalah "Bagi orang yang percaya akan menjadi berkat, dan bagi orang yang tidak percaya akan menjadi penyesat". Sehingga melihat dari prinsip tersebut makna keris mengalami perubahan atau pergeseran  akibat dari kurangnya pemahaman secara mendalam terhadap keris itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun