Mohon tunggu...
VDST IAAS Indonesia
VDST IAAS Indonesia Mohon Tunggu... Lainnya - IAAS Indonesia

International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) merupakan organisasi terbesar di dunia dalam bidang pertanian dan ilmu terkait. IAAS Indonesia memiliki 11 Local Committees di seluruh kota Indonesia dengan lebih dari 1.200 anggota aktif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Optimalisasi Peran Gumuk melalui Konservasi Lahan di Desa Sumberpakem sebagai Upaya Peningkatan Produksi Kedelai Edamame Jember

6 Desember 2021   21:46 Diperbarui: 6 Desember 2021   21:57 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kandungan nutrisi yang tinggi dan kualitas produk kedelai edamame asal Indonesia yang baik, mendorong permintaan ekspor semakin meningkat hingga mencapai 65% (Wardani dkk., 2015). Kebutuhan konsumsi kedelai edamame yang tinggi oleh negara pengimpor seperti Jepang, menyebabkan tingginya permintaan produk kedelai edamame di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Menurut Kurniasanti dkk., (2014) menyatakan bahwa kebutuhan permintaan impor kedelai edamame oleh Jepang sebanyak 75.000 ton/tahun, sedangkan Indonesia masih mampu mengekspor kedelai sebanyak 5 ton/tahun. Keterbatasan Indonesia dalam memproduksi kedelai dengan kualitas ekspor disebabkan oleh keberadaan lahan tanam yang berkurang, akibat alih fungsi lahan atas motif ekonomi dan sosial yang berakibat pada penyempitan lahan pertanian. 

Optimalisasi peran penyuluh pertanian dalam melakukan pendampingan kepada petani kedelai, merupakan salah satu perwujudan kebijakan pemerintah Indonesia dalam membantu peningkatan produksi kedelai edamame sebagai komoditas ekspor (Destarianto dkk., 2013). Selain itu, melalui pemberian motivasi dan dorongan ke arah kemajuan secara berkala oleh penyuluh pertanian merupakan salah satu langkah untuk membantu dalam peningkatan sikap produktif petani kedelai edamame (Zakaria, 2010). Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi kedelai edamame dengan mutu ekspor yang berkualitas. Namun, berdasarkan kenyataan di lapangan hal tersebut kurang efektif dan efisien, karena tidak memiliki pengaruh yang besar dan signifikan dalam meningkatkan produksi kedelai edamame. Oleh karena itu, diperlukan upaya ekstensifikasi lahan sebagai upaya dalam memperluas area tanam kedelai edamame, dengan mengoptimalisasi sumber daya alam berupa lahan gumuk sebagai lahan tanam kedelai  edamame melalui teknik konservasi lahan.

Kondisi lahan gumuk di Kabupaten Jember saat ini sudah banyak mengalami eksploitasi secara berlebihan, karena motif kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat, seperti adanya aktivitas penambangan pasir. Kondisi gumuk yang berlokasi di dekat kantor Desa Sumberpakem saat ini sudah mulai terkikis, dan tidak ada upaya untuk melestarikan sumber daya gumuk yang ada. Dampak eksploitasi lahan gumuk secara berlebihan akan berakibat pada keseimbangan lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya erosi, sehingga diperlukan adanya konservasi lahan gumuk menjadi lahan pertanian yang produktif dan mampu dimanfaatkan oleh masyarakat dalam membantu meningkatkan perekonomiannya.  

Konservasi lahan gumuk di Desa Sumberpakem merupakan suatu tindakan inovatif dan efektif yang dirancang sebagai salah satu bentuk pelestarian lingkungan. Teknik konservasi lahan gumuk di Desa Sumberpakem melalui penanaman tanaman legum atau kedelai, diharapkan mampu meningkatkan produktivitas gumuk sebagai lahan tanaman pangan. Penerapan konservasi lahan gumuk dapat melalui program Education for Sustainable Development (EfSD), dengan melakukan pendampingan oleh pihak akademisi (penulis) maupun penyuluh pertanian, untuk menerapkan kebijakan pemerintah dalam pembangunan nasional mewujudkan ketahanan pangan (Hariani dkk., 2015). Konservasi lahan gumuk juga menerapkan sistem pertanian berkelanjutan, dengan memaksimalkan sumber daya alam dan manusia yang ada secara terintegrasi. Praktik konservasi lahan di Desa Sumberpakem dengan kondisi gumuk yang memiliki persentase pasir yang tinggi, dapat dilaksanakan sesuai prosedur berikut :

  1. Melakukan pengamatan lapang terhadap kondisi gumuk, untuk mengetahui keberadaan sisa batuan yang belum mengalami pelapukkan.

  2. Membersihkan batuan yang tersisa hingga kedalaman 30 cm, agar tidak dapat menghambat jangkauan akar kedelai edamame di dalam tanah ketika sudah dilakukan penanaman (Sudiarti, 2017).

  3. Melakukan peninjauan ulang untuk memastikan tidak adanya batuan hingga kedalaman 30 cm.

  4. Melakukan uji kesehatan tanah, untuk mengetahui keadaan lahan gumuk berdasarkan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah.

  5. Menambahkan bahan organik tanah, untuk memperbaiki aerasi tanah, mencegah erosi, dan memperbaiki daya ikat antar partikel tanah yang memiliki pori-pori cukup lebar akibat dominasi susunan pasir (Idjudin, 2011).

  6. Menambahkan zeolit untuk meningkatkan efisiensi pengaplikasian pupuk, dan berperan sebagai sarana untuk meningkatkan kesuburan lahan gumuk yang akan dikonservasi menjadi lahan produksi kedelai edamame.

Implementasi konservasi lahan gumuk menjadi lahan tanam kedelai edamame, sebagai upaya meningkatkan produksi kedelai edamame dan kelestarian sumber daya alam tidak dapat berjalan sendiri, sehingga diperlukan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam upaya merealisasikan konservasi lahan gumuk di Desa Sumberpakem, disajikan pada Tabel 1.Konservasi lahan gumuk merupakan langkah strategis dan bentuk ekstensifikasi dalam mengatasi masalah kebutuhan ekspor kedelai edamame, melalui konservasi lahan gumuk untuk memperbaiki kondisi atau melestarikan lahan gumuk di Desa Sumberpakem. Langkah-langkah strategis dalam implementasinya dijabarkan pada Gambar 1.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun