Mohon tunggu...
Vattaya Zahra
Vattaya Zahra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Baru, Apakah Selalu Lebih Baik?

21 Agustus 2018   01:33 Diperbarui: 4 September 2018   07:30 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nypost.com/2018/03/21/how-to-stop-social-media-hackers-in-their-tracks/

Media baru dilihat sebagai bagian dari sebuah perubahan dan mengarah pada "new times (zaman baru)" dan "new era (era baru)". Artinya, kemunculan media baru merupakan fenomena yang membuka zaman baru dan telah dilihat sebagai bagian dari perubahan landskap sosial, teknologi dan budaya.

Menurut Lister, Dovey, dkk (2009), istilah "new media" muncul pada akhir tahun 1980an ketika dunia media dan komunikasi telah menunjukkan perbedaan pada sektor-sektornya, walaupun perubahan setiap media terjadi di waktu yang berbeda-beda. 

Media akan selalu mengalami perubahan seiring dengan dengan perubahan dan perkembangan teknologi, institusi, dan budaya. 

Perubahan nyata yang dapat kita lihat, adalah perpindahan konten dari media yang satu ke media lainnya, fragmentasi televisi dan perubahan dari audiens menjadi pengguna (misalnya fenomena citizen journalist), serta perubahan dari konsumern menjadi produsen. 

Terdapat pemahaman bahwa kata "baru" pada istilah media baru mengandung kekuatan ideologi, yaitu "new equals better".   

Media baru hadir dan seolah menjanjikan peningkatan produktivitas dan peluang pendidikan, serta masa depan yang lebih kreatif dan komunikatif.

Lister, Dovey, dkk (2009), menyadari bahwa media baru sebenarnya merujuk pada perubahan-perubahan dalam skala besar pada produksi, distribusi, dan penggunaan media. 

Perubahan-perubahan tersebut dipengeruhi oleh teknologi, tekstual, konvensional dan budaya. Adapun karakteristik media baru yang dipaparkan oleh Lister, Dovey, dkk (2009), yaitu: digital, interactivity, hypertextual, virtual, networked, dan simulated.

  • Digital: media baru bersifat digital, artinya, semua data yang di-input kemudian dikonversi menjadi angka. Setelah itu, data tersebut diproses dan disimpan sebagai angka dalam bentuk online, CD, atau memory drive dan dapat menjadi output berupa gambar atau teks.
  • Interactivity: interaktivitas menjadi dsalah satu karakter kunci media baru. Media baru memberi kesempatan kepada audiens media untuk memberikan feedback dari media yang dikonsumsi. Feedback tersebut sangat penting untuk media agar dapat menyajikan konten yang memenuhi kebutuhan audiens. Selain itu, karakter ini juga merujuk pada keterlibatan pengguna media (user) dalam bermedia.
  • Hypertextual
  • Virtual: dunia, ruang, lingkungan, dan realitas virtual berhubungan dengan media baru. Teknologi media baru menghasilkan virtualitas (virtuality).
  • Networked: pada awal abad ke-21, network atau jaringan menjadi aspek kunci di kehidupan sehari-hari. Selama dua puluh lima tahun ke belakang, perkembangan jaringan yang tesentralisasi telah mengubah media dan proses komunikasi.
  • Simulated: simulated memiliki hubungan yang erat dengan virtual. Konsep simulasi sering digunakan dalam literasi media baru. Secara sederhana, konsep simulasi merupakan "imitasi" atau "representasi" dari kenyataan.

Karakter-karakter tersebut merupakan pembeda media baru dengan media yang lainnya. Namun, tidak semua karakter tersebut ada di dalam semua contoh media baru. 

Karakter-karakter tersebut ada, tetapi dengan porsinya masing-masing dan tidak serta merta merupakan fungsi dari teknologi. Media baru memiliki peran di dalam organisasi kebudayaan, pekerjaan, kehidupan ekonomi dan sosial manusia.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun