Mohon tunggu...
Vatarisma Atalanta
Vatarisma Atalanta Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang amatiran yang belajar dengan otodidak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yang Berprestasi, yang Berliterasi

30 September 2019   22:19 Diperbarui: 30 September 2019   22:48 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi literasi bersama Arafat Nur dan Yuditeha di SLG 2

Ponorogo - Minggu, (29/9) STKIP PGRI Ponorogo kembali mengadakan Sekolah Literasi Gratis (SLG) yang saat ini telah memasuki jilid keduanya. Komitmen menjadi Pelopor Kampus Literasi memang sangat dipegang dengan teguh. Terbukti dengan suksesnya program Sekolah Literasi Gratis (SLG) pertama yang diadakan tahun lalu dan dilanjutkan tahap keduanya di tahun ini. 

Sekolah Literasi Gratis (SLG) pertama dengan Sekolah Literasi Gratis (SLG) kedua mengusung semangat yang sama, yaitu menumbuhkan literasi untuk masyarakat. Program ini nantinya akan berlangsung selama satu tahun ke depan dengan agenda diskusi literasi minimal sekali pada setiap bulannya dan akan mendatangkan pemateri dari sastrawan serta penggiat literasi dari dalam dan luar negri.

Sekolah Literasi Gratis (SLG) 2 akan mencapai acara puncaknya dengan diselenggarakan Anugerah Ronggowarsito. Sebuah acara apresiasi untuk penulis, sastrawan ataupun penggiat literasi di Indonesia. Anugerah Ronggowarsito dijadwalkan akan diselenggarakan pada bulan Mei 2020.

Mengambil tempat di Graha Saraswati, Tim Sekolah Literasi Gratis (SLG) 2 berhasil menggaet penulis dan sastrawan berprestasi untuk menjadi pemateri seperti, Arafat Nur dan Yuditeha di hari pertama pelaksanaan Sekolah Literasi Gratis (SLG) 2. Antusias peserta khususnya pelajar dan mahasiswa terbukti dengan tiadanya bangku kosong yang tersisa di dalam Graha Saraswati. 

Setiap pemateri menyampaikan pengalaman dan materi kepenulisannya dengan gaya mereka masing-masing. Tidak jarang dari pemateri ketika menyampaikan materinya menyetuskan guyonan untuk menjaga kondisi diskusi tetap berjalan kondusif.

"Penyampaian materi yang sangat ringan dan mudah dicerna sangat mudah bagi saya untuk menyerap ilmu yang disampaikan pemateri," ungkap salah satu peserta Sekolah Literasi Gratis (SLG) 2 yang saat itu datang bersama dengan tujuh temannya.

Sekolah Literasi Gratis (SLG) 2 ini tidak hanya menjadi ajang diskusi antara peserta dan pemateri, namun juga menjadi ajang jumpa penggemar dan idola. Tidak sedikit dari mereka menyarankan untuk pemateri membuat sebuah komunitas untuk belajar tentang kepenulisan di Ponorogo.

"Orang boleh pandai setinggi langit, kalau tidak membaca maka hilanglah ruh kemanusiaanya," sebuah kata menarik yang dicetuskan oleh Ketua STKIP PGRI Ponorogo, Dr. H. Sutejo, M.Hum.

Suksesnya Sekolah Literasi Gratis (SLG) 2 di bulan September ini, menjadi penyulut semangat untuk STKIP PGRI Ponorogo melanjutkan di bulan Oktober dengan mendatangkan pemateri luar biasa yang telah banyak bergerak di bidang literasi. 

Pewarta: Vatarisma Atalanta 

(Mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo Prodi Pendidikan Bahasa Inggris)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun