• Ejaan Soewandi/Repoeblik 1947
Huruf 'oe' menjadi 'u', seperti pada Soerabaja → Surabaya.
Bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (') ditulis dengan 'k', seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, soerabaja.
Kata ulang boleh ditulis dengan angka ², seperti ubur², ber-lari², ber-lebih²-an.
Kata yang berawalan 'di-' dan kata depan 'di' keduanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata depan 'di' pada contoh disekolah, dipasar, tidak dibedakan dengan imbuhan 'di-' pada dijual, diminum.
• Kongres Malay II di Medan 1954
• Rancangan Ejaan Pembaharuan 1956
• Rancangan Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia) 1961
• Rancangan Ejaan Lembaga Bahasa Kesusastraan (LBK) 1966
• Ejaan yang Disempurnakan 17 Agustus 1972
Ejaan ini siresmikan sesuai dengan putusan presiden No. 57, Tahun 1972.