Mohon tunggu...
Varhan AZ
Varhan AZ Mohon Tunggu... Auditor - Penyemangat

Beneficial #ActivistPreneur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polisi Lalu Lintas dan Libur Panjang

14 Februari 2021   17:51 Diperbarui: 14 Februari 2021   18:11 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Varhan Abdul  Aziz
Wakil Sekretaris Jenderal DPP LIRA (Lumbung Informasi Rakyat)

Foto : Blogspot


Sebagaimana Hari  Lebaran dan Natal, Setiap peringatan hari raya besar dilalu suka cita oleh pemeluknya. Termasuk IMLEK 2021 yg di nanti saudara2 kita. Ah indahnya kebhinekaan. Ingat manisnya mudik setiap tahun, walau lelah momen  perjalanannya tetap dihayati meresap di hati. Menikmati masa libur dan menyelami suasana perjalanan, selalu ada aroma khas yang dirasakan. Entah sebagai pelaku atau penonton, setiap mudik selalu ada satu hal yang sama, mereka yang berbaju coklat topi putih di jalan. Polisi Lalu Lintas.

Libur Panjang Kita, Kerja Panjang mereka. Kalau ada tanggal merah dekat2 akhir pekan, atau harj kejepit sebelum weekend, Korps Lalu lintas  ini sudah harus siap mewakafkan hari liburnya untuk disumbangkan kepada bakti negara. Terlihat gercepnya Komandan Tertinggi Korlantas  POLRI, Irjen Pol Istiono yang langsung mengarahkan anggotanya dalam posisi2 strategis pos2 pemantauan dan penjagaan, baik di Jalan Toll maupun Jalan Biasa yang memiliki potensi2 penyumbatan.

Tantangan mereka sekarang bukan cuma sekedar kemacetan. Sejak setahun lalu kita berjuang keluar dari masa pandemi. Dan menjadi tugas besar mereka Korps baju coklat mengawal kebijakan pemerintah mengamankan Prokes di jalan. Inginnya  sih biarkan saja masyarakat kembali keleleran. Semakin ramai semakin hidup, inginya sih biarkan orang2 kembali ke Pasar, Mall, Tempat Hiburan, Kantor, Sekolah, Pujasera. Tapi sekarang, kita harus sadar, makin ramai, makin dekat dengan kematian.

Maka jadi tugas mereka keluar ke jalan mencegah lebih banyak yang kehilangan hidup. Menempuh bahaya, berhadapan dengan orang2 yg tdk dikenalnya di jalan raya. Memastikan mereka patuh, meski bisa saja yg ditemui adalah orang tanpa gejala yg membawa tumpangan jutaan virus dalam tubuhnya. Yah resiko pengabdian katanya. Coba saja survei berapa anggota yg kena Corona, banyak. Berapa juga aparat gugur karena virus ini? Jamak. Semua mereka terima sebagai takdir hidup seorang aparat. Ayo bantu mereka dengan tidak memenuhi jalan meski merah berwarna di tanggalan.

Tugas mereka di libur imlek ini lebih kompleks. Karena bertepatan dengan penerapan PPKM Mikro. Dimana Korlantas menjadi garda depan pelaksanaanya. Ditambah kejadian Amblesnya salah satu ruas toll Cipali, membuat Unit Lantas disana siap merobotkan diri begadang atur lalu lintas sampai pagi. Belum lagi musim hujan dan potensi banjir yang membayangi. Menjadikan Polri Presisi bukan lagi dalam narasi namun langsung berupa kerja berbukti, mengawal potensi bencana menyelamatkan masyarakat yg terkena.

Agaknya visi Presisi ini dipegang teguh Kakorlantas Polri untuk Merealisasikan Program Kapolri Sigit. Di setiap geraknya terlihat nama baik korps yang dijaga penuh tanggung jawab. Ia bisa saja memantau hanya dari ruang kerjanya ditemani puluhan layar canggih. Namun nampak Filosofi Jenderal Bintang 2 ini tetap teguh sejak awal, dimana pemimpin muncul, disana anggota akan lebih termotivasi. Hal itu ditujukanya ketika memantau  Terminal Pulo Gebang dan Stasiun Gambir dalam Persiapan PPKM.

Persiapan antisipasi peningkatan arus kendaraan juga dibarengi dengan antisipasi peningkatan penyebaran Covid. Polisi ini bukan dokter, tapi kerja2 mereka juga beririsan dengan urusan medis, ketika keamanan kesehatan masyarakat dikaitkan. Maka menjadi satu apresiasi tinggi, Korlantas Polri menyiapkan swab test antigen dengan pola random sampling dalam menyaring Virus Corona berkeliaran di Libur panjang ini.

Apalagi saat puncak arus Mudik Imlek dan Arus Balik Minggu nanti, curahan keringat dan persembahan lelah mereka untuk kita harus kita bayar dengan ketaatan pada prokes. Kalau sudah sakit, yang merasakan perihnya kita juga, mereka aparat sudah mengingatkan. Namun kalau bandel resiko pada akhirnya berbalik pada diri sendiri. Dan ujungnya aparat dan nakes juga yg ikhlas terjun menanggung  bantuan.

Satu juta lebih sudah terkena. Jangan sampai karena libur panjang, diri sendiri ikut menambah panjang daftar korban. Bersyukur, Kita sudah tidak lagi dilarang2 berpergian. Yang diharap pemerintah adalah inisiasi dan kesadaran diri dalam menjaga Protokol Kesehatan. Sisanya biar jadi tugas Pak Polisi menjaga di jalan. Kita cukup taat aturan dan jalani liburan dengan tidak berlebihan. Sisa lelahnya, biar mereka yang rela tanggung untuk kalian.

We Salute U!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun