Mohon tunggu...
Vanya Ramadhina Nahar
Vanya Ramadhina Nahar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Universitas Airlangga dengan Program Studi Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur dalam Sudut Pandang Ekonomi dan Budaya

2 Juli 2022   20:32 Diperbarui: 2 Juli 2022   20:33 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Candi Borobudur merupakan candi Buddha peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles yaitu seorang Letnan Jenderal Inggris pada tahun 1814. Candi Borobudur terletak kurang lebih 100 km dari arah Barat Daya dari kota Semarang. Tempat spesifik berdirinya candi yang termasuk dalam 7 keajaiban dunia UNESCO, Candi Borobudur terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Seluruh area Candi Borobudur dapat berhasil dibersihkan dan diperbaiki seluruhnya pada tahun 1835. Candi dengan 73 buah stupa yang memiliki arti filosofi mendalam serta sebagai lambang agama Buddha ini sempat menggemparkan warga net karena isu naiknya harga tiket untuk menaiki bangunan atau area stupa Candi Borobudur.

Harga tiket untuk warga lokal yang hendak berkunjung ke area stupa candi diwacanakan naik sebesar Rp 750.000 dan untuk turis asing sendiri berubah menjadi $100 USD. Pihak candi juga berwacana mengadakan pembatasan wisatawan atau turis yang ingin berkunjung ke Candi Borobudur menjadi hanya 1.200 orang per harinya. Kedua wacana ini ditunda untuk sementara dengan melihat beberapa sektor seperti ekonomi dan budaya. Kenaikan dan pembatasan ini memiliki berbagai pro kontra baik di mata netizen dan warga lokal yang menggantungkan mata pencaharian di daerah candi, serta para budayawan yang menganggap Candi Borobudur sebuah candi sakral yang harus dilindungi kesuciannya sebagai tempat ibadah orang beragama Buddha.

Dalam sudut pandang ekonomi sendiri wacana kenaikan harga tiket untuk berkunjung naik ke stupa dikhawatirkan akan mematikan sektor UMKM di daerah dekat candi karena orang-orang yang ingin berkunjung akan mengalami penurunan seiring dengan harga tiket naik Candi Borobudur yang dinilai mahal bagi wisatawan lokal. Dengan adanya kenaikan harga tiket naik stupa Candi Borobudur sendiri akan menurunkan atau mengurangi permintaan konsumen sehingga akan menyebabkan berkurangnya jumlah wisatawan. Berkurangnya wisatawan akan berakibat langsung dengan menurunnya pendapatan di beberapa sektor UMKM seperti para pedagang yang berada di sekitar Candi Borobudur hingga pemandu wisata yang tiap harinya mencari mata pencaharian di lingkungan Candi Borobudur.

Wacana naiknya harga tiket untuk menaiki stupa candi ini digunakan untuk melindungi Candi Borobudur dari vandalisme yang kerap terjadi beriringan dengan melonjaknya jumlah wisatawan tiap tahunnya, tetapi pihak candi juga tidak mau pendapatannya berkurang. Revitalisasi Candi Borobudur dalam sudut pandang budaya juga merupakan suatu hal perlu dilakukan pasalnya dengan semakin naiknya pengunjung wisatawan Candi Borobudur, banyak dari mereka melakukan hal-hal yang dilarang seperti menaiki stupa candi hingga vandalisme banyak terjadi di daerah atas candi, para pengunjung terlihat tidak menghargai kesucian candi sebagai peninggalan sakral agama Buddha. Relief Candi Borobudur juga merupakan relief penuh makna terutama bagi uma Budhha dan kita semua bagi umat manusia.

Keputusan untuk menunda kenaikkan harga tiket Candi Borobudur untuk melindungi serta mengembalikan candi sebagai tempat ibadah dan pusat agama Budha sudah sangat tepat karena kita semua patut memperhatikan segala aspek seperti aspek ekonomi dan budaya agar tidak hanya menguntungkan pengelola candi dan pihak terkait. Kenaikkan harga tiket yang dinilai terlalu mahal bagi pengunjung dengan kegunaannya untuk meningkatkan kualitas candi sebagai objek pariwisata juga harus lebih dievaluasi dan dipertimbangkan lagi kedepannya agar pihak pengelola dan pengunjung sama-sama mendapatkan keuntungan dalam mengelola candi serta dapat mendapatkan pengalaman berkunjung yang nyaman di daerah Candi Borobudur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun