Mohon tunggu...
Vania Safa
Vania Safa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Masa Bahagia Kuliah Hanya Terjadi pada Awal Penerimaan?

15 Juni 2022   10:07 Diperbarui: 15 Juni 2022   10:23 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Baru-baru ini tepatnya pada tanggal 29 Maret 2022, penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN diumumkan. Melalui laman resmi LTMPT yang dapat diakses melalui gawai dan berbagai perangkat lainnya, siswa-siswi SMA di seluruh Indonesia yang namanya eligible dapat melihat pengumuman SNMPTN dengan memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir peserta. 

Hal ini tentu menjadi salah satu momen yang krusial bagi siswa-siswi kelas 3 SMA yang tak lama lagi melanjutkan pendidikannya dijenjang perkuliahan. 

Ada sedih, senang, tangis, dan tawa yang menghiasi hari pengumuman SNMPTN 2022. Melalui berbagai platform juga, banyak ekspresi dan opini yang dituangkan. Mulai dari cerita bahagia diterimanya seorang siswa di universitas impian, hingga cerita perjuangan salah seorang siswa yang ternyata mendapat 'warna merah' di laman LTMPT-nya. 

Melalui berbagai media sosial yang ada, banyak konten-konten seputar penerimaan mahasiswa baru yang ternyata tidak hanya menuai banyak ucapan selamat, tetapi juga ucapan-ucapan sarkasme dari yang terlebih dahulu menjadi mahasiswa. 

Contohnya seperti video TikTok yang baru saja saya jumpai di bagian For You Page atau FYP. Ada seorang anak yang mendokumentasikan momen ketika dia hendak membuka pengumuman SNMPTN dan berakhir dengan tangis haru karena diterima di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Tidak ada yang keliru dari video tersebut. 

Tidak ada indikator SARA, melanggar HAM, ataupun mencemarkan nama baik seseorang. Namun, tak sedikit opini-opini sarkasme yang dilontarkan pada kolom komentar video tersebut seperti, "Seneng-senengin dulu deh, habis ini menderita tiap hari." dan "Kuliah itu enaknya pas bagian diterima aja, sisanya cobain sendiri deh nanti.". Benar katanya, orang Indonesia itu senang beropini, tetapi di tempat yang salah. 

Mungkin memang dianggap sepele karena mereka yang menulis komentar sarkasme tersebut hanya berkeluh kesah tentang apa yang dirasakannya sebagai mahasiswa. Akan tetapi, tidak etis rasanya melontarkan komentar tersebut di momen bahagia orang lain yang baru saja resmi menjadi mahasiswa baru. 

Saya berdiskusi dengan salah seorang teman dan meminta pendapatnya terkait statement kuliah itu senangnya ketika bagian penerimaan saja. Menurutnya, pernyataan itu tak sepenuhnya benar. 

Kuliah memang lebih berat daripada jenjang-jenjang pendidikan sebelumnya, tetapi bukankah wajar seperti itu? Jenjang pendidikan dimulai dari yang mudah yakni saat kita belajar membaca dan lama-kelamaan akan naik ke tingkatan yang lebih sulit daripada sebelumnya. 

Dengan kata lain, kuliah memang berat, tetapi jenjang ini tetap harus kita lewati untuk mendapatkan gelar dan ilmu yang kita inginkan. Saya setuju dengan pendapat yang menyatakan tugas-tugasnya lebih banyak karena realitanya memang seperti itu. 

Belum lagi, ketika hari libur tiba, mahasiswa masih saja dibayangi kelas pengganti yang bisa datang saat akhir pekan atau malam hari. Sifat kompetitif juga makin terlihat di dunia perkuliahan. Di samping semua itu, kuliah masih menyimpan hal-hal yang menyenangkan. Berkumpul dengan teman dan kisah-kisah seru di setiap kelas membuat masa kuliah tak selamanya masam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun