Mohon tunggu...
Vania Badriyah Nasution
Vania Badriyah Nasution Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UB

If you never try, you never know. Work hard and be proud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Berpolitik dalam Agama Islam

27 November 2021   10:30 Diperbarui: 27 November 2021   10:42 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat seorang penguasa atau pemimpin dari sebuah negara atau wilayah mempunyai etika dalam mejalankan perannya sebagai pelaku politik maka negera atau wilayah yang ia pimpin akan maju. Saat anggota politik sebuah negara mempunyai etika politik maka akan sejahtera rakyatnya. Didalam etika politik tidak hanya menyangkut dengan satu dua orang saja namun mencakup sebuah komunitas. Di dalam etika politik islam menyangkut tentang keadalin, kesetaraan, demokrasi, musyawarah, kebebasan, kemufakatan, dan banyak lagi.

Pada tingkat ini, etika politik dipahami sebagai perwujudan sikap dan perilaku politikus atau warga negara. Politikus yang baik adalah jujur, santun memiliki integritas, menghargai orang lain, menerima pluralitas, memiliki keprihatinan untuk kesejahteraan umum dan tidak mementingkan golongannya. Para politikus atau para pelaku politik harus bijak dan manah dalam menjalankan perannya sebagai pejabat negara. Para pelaku politik juga mempunyai beban moral yang harus dijalankan. Di awal sebelum mereka di berikan amanah dan disahkannya jabatan mereka akan disumpah terlebih dahulu. Yang seharusnya para pelaku politik ini mengerti apa yang ia jabati, bukanlah hal yang bisa di anggap main main saja. Tidak bisa semena-mena dalam melakukan sesuatu karena ini menyangkut  kepentingan rakyat.

Sebelum menjabat para pelaku politik diharuskan untuk membaca. Mereka harus sudah tau apa yang harus mereka lakukan dan tanggung jawab yang mereka emban. Didalam Islam kita diharuskan untuk membaca, dengan membaca pikiran kita lebih terbuka terhadap banyak hal. Saat pelaku politik yang menjabat mempunyai pengetahuan yang luas maka banyak hal baik yang akan terjadi. Pemikiran yang dapat membangun keadaan bangsanya semakin maju pula.

Di Islam sendiri kita sudah diwarisi banyak sekali ilmu dari Al-Qur’an, hadist-hadist, riwayat dari sahabat Nabi, dan lain sebagainya. Sifat lain yang diajarkan oleh Alquran dan Hadits kepada kaum muslim adalah keterbukaan pikiran, yang memungkinkan mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dari peradaban lain tanpa prasangka.

A. Etika, Moral, dan Nilai

Etika adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang persoalan baik dan buruk berdasarkan akal pikiran manusia. Saat dapat memilah dan mengkaji mana yang baik dan benar, lalu diterapkan di kehidupan nyata itu. Menerapkan etika dalam kehidupan dapat membuat kita untuk berfikir kritis. Saat mempunyai etika juga secara tidak langsung ita memupuk akhlak yang bagus dalam diri.

Moral adalah implementasi dari etika, dan di dalam moral tedapat norma-norma yang akan di jalankan. Moral sebagai landasan dari sebuah nilai, disaat melakukan sesuatu berdasarkan moral hasil akan lebih damai. Moral menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan sedari kecil dan berlangsung terus menerus. Moral ditujukan kearah yang positif, mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.

B. Etika Politik Dalam Islam

Etika politik adalah akhlak yang digunakan pelaku politik untuk mengatur, mengurus, dan memerintah sebuah wilayah dengan kebijaksanaan. Etika politik mengandung unsur individu dan kelompok. Dinyatakan individu karena adanya kepentingan seorang individu untuk memajukan bangsanya. Dan dinyatakan kelompok karena individu tersebut bekerja secara berdampingan. Perlu keputusan bersama untuk memajukan sebuah bangsa melalui etika politik tersebut.

Penerapan etika politik Islam ini memberikan dampak yang baik untuk sang pelaku politik dan masyarakat bangsa tersebut. Etika politik Islam di terapkan karena ajaran dari Al-Qur’an. Pelaku politik yang menjalankannya merupakan orang-orang yang mempunyai prinsip mengenai hak dan kewajiban dari agama Islam itu sendiri. Menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, amanah, dan adil seperti yang ada pada QS. An-Nahl/16:90 yang berbunyi

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun