Mohon tunggu...
Vanessa Karsten
Vanessa Karsten Mohon Tunggu... Freelancer - is not really a writer

Mengabadikan momen lewat tulisan. Pelita Harapan '21.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kearifan Lokal sebagai Benteng dalam Menghadapi Arus Global

19 Februari 2021   03:09 Diperbarui: 19 Februari 2021   03:21 1647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan memudarnya kearifan lokal tersebut, pola pikir masyarakat turut berubah. Banyak orang tidak lagi memaknai pentingnya kebudayaan nasional dan tidak lagi memerhatikan keseimbangan alam dalam menata dan mengelola sumber daya yang ada. Permasalahan sosial yang ada merupakan dampak dari modernisasi, serta gaya hidup zaman sekarang yang cenderung hedonis dan konsumtif yang mampu menggeser berbagai sistem nilai sosial, moral, dan sebagainya.

Tentu kita tidak bisa dengan mudah membiarkan hal tersebut terjadi. Lantas, bagaimana strategi kita mempertahankan kebudayaan-kebudayaan yang ada di tengah arus globalisasi ini?

Pertama adalah dengan membangkitkan kesadaran bahwa nilai-nilai luhur dan budaya lokal tersebut merupakan akar kebangsaan negara kita yang berfungsi sebagai tumpuan bagi peradaban kita dalam menjaring arus globalisasi. Upaya yang mampu dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bijaksana dalam memanfaatkan alam, serta membangun rasa solidaritas dan persatuan secara menyeluruh.

Kedua, dengan terus mengenalkan kebudayaan lokal. Hal ini membutuhkan peran dari masyarakat setempat untuk terus melestarikannya. Para guru juga bisa untuk ikut memperkenalkan kebudayaan tersebut pada generasi muda dengan memasukkannya kedalam mata pelajaran bermuatan lokal di sekolah agar siswa didorong untuk mau mengenal lebih dalam mengenai kearifan lokal yang ada.

Hal yang menjadi tantangan dan kendala penyebab hilangnya suatu kebudayaan adalah karena kurangnya inovasi dalam pengenalan budaya tersebut kepada generasi muda, atau bisa dibilang monoton sehingga kurang memberikan daya tarik bagi generasi muda untuk mengenal lebih dalam mengenai kebudayaan tersebut.

Kegiatan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir cara yang monoton adalah dengan mencari terobosan atau ide-ide baru, contohnya seperti mengadakan festival kebudayaan secara konsisten. Hal ini mampu menarik perhatian masyarakat untuk semangat dalam menjaga dan melestarikan budaya tersebut.

Sebagai rakyat Indonesia, kita harus menanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan pada masyarakat, terkhusus para generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Jika kita tidak memperhatikan kebudayaan yang ada, maka 5 sampai 10 tahun ke depan, kearifan lokal akan hilang dan tidak bisa dinikmati oleh generasi berikutnya.

Kita juga mampu menjaga kelestarian budaya kita dengan mempromosikan budaya yang ada secara nasional maupun internasional. Di era globalisasi ini, arus informasi dapat dengan mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Kita dapat dengan mudah menerima informasi dari berbagai arah. maka itu, kita harus mampu menggunakannya dengan bijak dan positif dengan membagikan informasi mengenai kebudayaan yang ada di masyarakat kita melalui sosial media/internet.

Cara lain yang bisa kita lakukan adalah dengan mau mempelajari mengenai kebudayaan tersebut, baik hanya untuk sekedar mengenal maupun ikut mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian budaya, maupun berpartisipasi dengan cara mementaskan kebudayaan tersebut, contohnya tari tradisional pada acara tertentu.

Kesimpulan yang bisa diambil adalah, kearifan lokal memiliki nilai yang penting bagi kehidupan kita sehari-hari karena mencakup nilai-nilai, kepercayaan, etika, perilaku, dan sistem religi yang pantas untuk dipertahankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun