Mohon tunggu...
A Evan
A Evan Mohon Tunggu... Freelancer - engineer

penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teo-Antrhoposentris

4 Desember 2022   08:36 Diperbarui: 4 Desember 2022   08:36 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

peristiwa yang terjadi belakangan ini yang silih berganti di abad 21, peradaban hari ini diuji oleh rintangan - rintangan yang mungkin adalah akibat dari proses panjang apa yang sedang akan kita bangun. semua aspek kehidupan perlu kiranya kita pertanyakan ulang. bagaimana kita sampai pada suatu kesimpulan hari ini dan akan kemanakah kita bergerak. teknologi yang telah menjadi poros penggerak zaman menciptakan suatu hal yang sedemikian maju membantu manusia dalam mengembangkan alam semesta berdasarkan kordinat intelektualnya. tetapi teknologi dimana banyak memberikan manfaat terhadap kehidupan manusia juga dibayangi oleh sisi gelapnya sebagai ancaman bagi manusia itu sendiri dan alam sebagai tempat tinggalnya. 

semenjak peradaban barat melompat dari masyarakat yang teosentris menuju masyarkat antrophosentris seolah - olah bandul sejarah bergerak ke arah yang berlawanan menuju sisi yang sangat ekstrem. masyarakat yang titik pikirnya berpusat pada Tuhan, akhirat, surga - neraka berubah menjadi masyarakat berpusat pada manusia sebagai pusat dari kehidupan dan manusia seolah - oleh menjadi pengatur sejarah. diamana tercipta kebudayaan sekular dan penemuan - penemuan dalam ilmu alam sebagai dasar dari perkembangan teknologi itu. di dalam kemajuan teknologi yang demikian pesat, tetapi di sisi lain terjadi destruski yang mendalam pada hal kejiwan manusia. 

itu terjadi secara tak sadar akibat kegaulan kita terhadap hal - hal yang materi sementara asing terhadap hal - hal yang sifatnya spritual. manusia hanya menjadi mahluk mekanis semata, dalam Al - Quran bukan lagi menuju ahsani takwim tetapi sedang terjerembab ke dalam asfala safilin. padahal dalam konteks agama islam dunia materi dan dunia spritual menjadi satu tarikan nafas dalam membangun peradaban. bagaimana teknologi yang diciptakan terikat oleh nilai spritual. maka tak bisa lepas lah manusia dari tanggung jawabnya terhadap kehidupan materi. ia harus senantiasa mengikat suatu perbuatan dengan nilai, inilah yang menandakan peradaban yang sadar, yang eksis, yang mapan dan dewasa.

 islam tidak memusuhi ilmu pengetahuan (science) ataupun akal pikiran (rational), tetapi dua dasar itu adalah bahagian alat  dalam diri manusia sebagaimana juga dengan alat intuisi untuk mengusahakan suatu peradaban yang penuh tanggung jawab dan tidak hanya terputus pada ruang , waktu di alam materi tetapi sampai ke pada alam setelah materi karena manusia adalah mahluk yang diberi tugas sebagai khalifahtullah fil ardh mengelola kehidupan secara bertanggung jawab. 

disini agama menjadi aspek kontrol dalam perilaku manusia, mengapa? sebab manusia bukan hanya dapat menaikan kualitas peradabannya tetapi juga manusia dapat menghancurkan peradabnya sendiri. seperti orang yang tidak peduli terhadap tindakannya, padahal tindakanya mencelekakan dirinya, menciptakan rasa sakit dan kehancuran dirinya sendiri. 

seperti orang yang sedang membakar rumah sedangkan ia sendiri berada dalam rumah yang dibakarnya itu, sebagaimana manusia yang tidak memiliki kesadaran tanggung jawab karena kesempitan cara pandangnya sehingga merusak alam dan dirinya sendiri yang tinggal di dalamnya. juga terhadap hari penghakiman dalam agama adalah sebagai daya penyadar ketika manusia belum utuh dalam menghayati peran dirinya sebagai khalifah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun