Mohon tunggu...
A Evan
A Evan Mohon Tunggu... Freelancer - engineer

penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sudut Ironi

27 November 2020   15:50 Diperbarui: 27 November 2020   15:50 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di petang hari angin berlari

menghentakkan lajunya bersembunyi di gua - gua

sepasang suami istri menggelantung dalam lapar

menatap cakrawala apa yang akan turun dari sana

sayap - sayap matahari menutup bumi

digoda oleh kebohongan dan sandiwara kota

kaki kurus yang terjepit batu pabrik

anak mati tak mampu berobat tergeletak di tangan ibunya

sejarah tak mencatat derita mereka

sejarah hanya penuh sesak kisah dewa - dewa

hidup adalah cerita 

hati adalah pena

perjuangan adalah bahan bakar tintanya

lantas siapa menjadi penikmatnya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun