Riuh suara hujan jatuh menghantam tanah. Minggu pagi sunyi masih menuansa di antara sela pohon - pohon rindang tua. Jarak antara sungai dan rumah penduduk begitu dekatnya, sehingga sungai pun menjadi bagian dari halaman rumah penduduk yang tuhan berikan secara sukarela.Â
Air yang terjaga asri melambangkan kebijaksanaan masyarakat dengan alam begitu harmonis. Tak ada tangan - tangan yang latah dan usil dalam memanfaatkannya sebagai sumber kehidupan. Keserasian mewujudkan keseimbangan di antara jiwa manusia dan sang maha pencipta. Begitulah setiap insan dalam menjaga tata kosmos yang telah tuhan cipratkan kasih dan sayangnya kepada kita.
Ketika aku menerawang jauh ke hamparan langit yang berpolakan awan - awan. Acap kali jiwa ku selalu mengucapkan syukur atas rahmatnya yang tak terhitung, udara segar nan asri waktu itu seolah tak ada satu tarikan nafaspun yang ingin aku lewati kenikmatnya. Seolah tuhan sedang mengajarkan sesuatu yang tidak terpahami oleh kata - kata.Â
Alam adalah bagian dari keluasan ilmu Nya yang tak tertuliskan, ayat - ayat yang ia hamparkan adalah juga sebagai pembelajaran hidup. Hatiku meromansa dengan alamnya, sekelebat rahasia seperti terungkap di depan mata. mata seolah seperti corong yang menangkap setiap keindahan - keindahan dan begitu luar biasa kebesaranNya.Â
Spritualitas ku terbangun membenamkan ego, menundukan hati yang seolah telah jauh melangkah. Apa yang terlihat seolah kado yang tuhan berikan kepada semua mahluknya tanpa ada pretensi - pretensi apapun.
aku memahami, Waktu berjalan linier, keberuntungan hanyalah tema hidup yang sempit. tetapi hidup adalah bagian dari gelombang cintaNya melingkupi seluruh semesta yang ia berikan secara gratis, tanpa memandang bentuk, sifat, kuantitas, serta kualitas.