Mohon tunggu...
Irfan Rakhman
Irfan Rakhman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Saya hanya seorang penulis dan pengamat amatir.Ketertarikan saya terhadap permasalahan sosial adalah alasan kenapa saya mulai menulis.Tulisan-tulisan saya yang lain dapat anda lihat di http://darkviceroy.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Iklan Anti Rokok di TV Kok Gak Etis?

12 September 2016   23:45 Diperbarui: 13 September 2016   00:04 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebenarnya aku ingin menulis cerita ini udah cukup lama.Mungkin awalnya terinspirasi dari kasus ribut-ribut masalah cukai rokok yang katanya bakal bikin harganya naik jadi 50.000 perak.Jujur aku gak terlalu paham masalah ini.Toh,aku sudah lama tak memegang Tuhan 9 centi itu sejak beberapa bulan yang lalu,jadi aku gak tau harganya naik atau tidak.

Meskipun demikian,aku juga tertarik dengan ribut-ribut ini (biasalah,kalo ada ribut-ribut kan enaknya ditonton sambil ngopi,ya gak?).Namun artikel kali ini,aku tak akan bahas soal larangan itu.Aku juga gak akan bahas tentang apakah aku dukung atau tolak masalah cukainya yang bakal selangit itu.Aku cuma tertarik dengan sebuah IKLAN anti rokok.

Kenapa iklan,ini begitu menarik perhatianku?begini ceritanya.Anda semua tentu saja paham bagaimana badan sensor di Indonesia begitu ketat melakukan sensor terhadap hal-hal yang berbau pornografi dan kekerasan.Oleh karena itu,gambar semacam lengkungan dada dan pisau mengalami sensor habis-habisan.Lucu sebenarnya,karena kadang sensor itu diberlakukan juga buat film lama yang waktu kita kecil udah pernah kita tonton dan toh aku sendiri tidak berubah menjadi penjahat kelamin karena menontonnya.

Nah,kembali ke Iklan rokok tadi.Iklan yang mengusung tagline rokok membunuhmu itu dengan sangat JELAS memberikan kita gambaran tentang akibat seseorang mengkonsumsi rokok.Gambaran itu sayangnya menggunakan gambar organ manusia asli.Tentu saja hal ini sedikit kontra produktif dengan tindakan penyensoran yang dilakukan oleh KPI.Meskipun,bisa saja seseorang berargumen bahwa iklan tersebut tidak memasukan unsur pornografi dan kekerasan.

Namun,marilah kita berpikir tenang sejenak.Iklan ini ketika aku tonton mungkin sekitar jam 9 pagi dan ada juga yang siang.Permasalahanya adalah,selalu ada kemungkinan bahwa ada anak kecil yang akan menonton tayangan ini.Kita telaah kembali bahwa memang iklan ini tidak menayangkan kekerasan,namun ketika anak kecil melihat hal ini selalu ada kemungkinan si anak akan mengalami trauma.

Jujur ketika saya melihat iklan ini,ketika saya sedang istirahat makan siang.Saya langsung merasa mual melihat gambarnya.Menurut saya iklan ini sangatlah frontal.Saya hanya berpikir,apakah tayangan seperti ini aman untuk anak-anak?atau bukankah tindakan ini cukup ironis dengan upaya pemerintah untuk melindungi anak dari unsur kekerasan?maksud saya ini memang bukan kekerasan,namun dampaknya ke anak nampaknya lebih berbahaya.

Bukan bermaksud untuk menghalangi upaya pemerintah untuk menekan konsumsi rokok di Indonesia,namun alangkah baiknya kita juga tidak mengorbankan sebagian orang lain hanya untuk mencapai tujuan yang ingin diraih.Maksud saya,iklan larangan rokok itu boleh dan wajib hukumnya namun tentu saja ia harus dikemas sedemikian rupa hingga tidak merugikan orang lain disaat yang bersamaan.

Disebarluaskan dari blog pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun