Pertama, Â dibuatkanya jurnal literasi pembentuk karakter tanggung jawab. Melalui kegiatan yang terstruktur ini nantinya akan membuat para siswa dapat memiliki sikap tanggung jawab. Dimana kegiatan ini dimulai dari membiasakan diri untuk menyukai buku, dengan pihak sekolah memfasilitasi atau dengan meminta para siswa membawa satu buku dari genre fiksi dan non fiksi setiap harinya. Secara teknis siswa sebelum memulai pembelajaran di 15 menit awal masuk akan diminta untuk membaca buku terlebih dahulu. Selanjutnya pihak sekolah menyediakan sebuah jurnal literasi seperti berikut ini :
No
Judul Buku
Hari Tgl Baca
Hlm Baca
Resum
Ttd guru
1
2
3
Dst
Dengan dibuatkannya jurnal literasi membaca ini maka akan membuat siswa akan bertanggung jawab setelah membaca bukunya. Apabila program ini dapat berjalan secara terus menerus maka akan membuat peningkatan dalam minat membaca siswa dan pada nantinya akan terlihar jelas karakter rasa tanggung jawab siswa atas tugas yang mereka peroleh untuk membaca dan mengisi jurnal tersebut (Wiedarti, 2016).
Kedua, perlunya memberikan keteladanan dalam ruang ;ongkup keluarga dan sekolah. Contohnya adalah sebagai orang tua harus bisa menjadi figure bagi anak-anaknya seperti ketika orangtua yang menginginkan anaknya bangun pagi hari maka orang tua tersebut juga harus bangun yang lebih pagi, agar bisa dijadikan contoh bagi anaknya.
Ketiga, membangun suatu perpustakaan kecil di bagian belakang kelas yang berguna untuk dijadikan sumber bacaan tambahan membaca. Dengan adanya perpustakaan kecil ini tentu tidak ada alasan lagi bagi siswa untuk lupa membawa buku ataupun membaca buku, karena dibelakang kelas sudah terdapat ruang untuk perpustakaan kelas yang berguna bagi siswa dalam mengembangkan budaya literasi.