Mohon tunggu...
Cerpen

Detik Pelaminan

1 Februari 2016   10:54 Diperbarui: 1 Februari 2016   11:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

         Pagi hari yang tenang, hidmat dan sacral ada sepasang yang sedang memadu kasih. Sebut saja namanya arif dan lina. Arif sangat bertanggung jawab dan perhatian kepada Lina, beruntunglah Lina telah mendapatkannya. Beruntung telah mengenalnya, perkenalan yang sangat singkat dan alhamdulilah ga ada keraguan di dalam kolbu nya. Singkat kata pada waktu itu hati rasanya ga karuan, campur aduk rasanya ingin menangis bercampur bahagia. Selama dua puluh dua tahun telah dibesarkan dan dididik kedua orang tua, berat hati rasanya meninggalkan dan betapa tidak setelah menikah Lina milik suami seutuhnya,. Harus bisa menerima kekurangan dan kelebihan masing2. Alhamdulilah ahirnya Lina mendengar suara “sah” yang sangat menggelegar di telinga. Uhh..ternyata wanita yang cantik itu sudah milik orang lain,,subhanallah,,asalnya yang diharamkan sekarang dihalalkan,,, terimakasih ya Allah.. setelah akad nikah selesai Lina masih deg-degan jika bertemu dengan suaminya,,wow..tambah cakep pastinya ..hhe..sekarang udah bisa memanggil dengan sebutan ayah. Saat foto berdua di atas panggung pelaminan..wihh tambah nervous, perut di pegang dan tatapan mata yang sangat menyentuh hati. Alhamdulilah wasyukrulilah ‘ala ni’amillah yang selalu mereka panjatkan.

        Selang satu hari ada kejadian yang sangat menegangkan dan menyedihkan yakni Arif sakit. Tentu istrinya sangat gugup, bingung dan kasian terhadap suaminya. Diberi obat supaya pulih tapi beliau tidak berkenan dan ahirnya Linalah yang memijat, pengalaman pertama bagi lina menyentuh secara langsung . Ya tetep saja masih malu. Esok hari bertepatan tanggal 17 Agustus semua masyarakat Indonesia merayakan hari kemerdekaan, tapi bagi keluarga Lina tetep merayakan dan mempersiapkan acara buat lusa nya. Wanita yang sangat menawan itu sibuk sendiri mengurus suami yang terbaring sakit dan tidak lupa memanjatkan do’a supaya suami lekas sembuh, karena bertepatan tanggal 18 Agustus ada acara resepsi. Nah.. pada tanggal 18 Agustus alhamdulilah acaranya dapat berjalan dengan hidmat. Bagi Lina baru pertama kali berdiri berjam-jam diatas panggung pernikahan. Walaupun malu tapi asyik banget bagi Lina dikarenakan bisa berfoto dengan kawanya,, Namun suaminya tidak menyukai hal tersebut, mungkin kurang pede kali ya…( dalam hatinya beliau ya cakep, kenapa tidak pede). Selang beberapa jam kemudian wanita cantik itu tidak sadarkan diri, ahirnya turun dari panggung yang megah. Ketika matanya terbuka Lina sangat menyesal mengapa sempat tak sadarkan diri,,,??? Sebenarnya dalam lubuk hatinya hendak berpose bersama teman karibnya.

          Hari berganti hari tepatnya “pasaran” istilah jawa menyebutnya. Pada hari itu juga Lina telah di antar keluarga untuk berpindah ke rumah suami, soalnya akan ada acara lagi, tapi tak apalah karena Lina dirias lagi,,tak sabar menunggu hari H nya lagi, sebenarnya berat hati tuk melepas kedua orang tua, kalo boleh memilih ga mau deh ninggalin orang tua. Tepat malam harinya, pekewuh sangat mau ngapa2in serba ga enak, yang paling menyebalkan yaitu Arif begadang sampai tengah malam bersama temennya, lina yang dicuekin, wanita itu ga ada wewenang untuk ikut campur dalam obrolan tadi. Bisanya Cuma nangis dan miscall Arif yang sangat tampan, tetep aja di cuekin,huft.. padahal besoknya ada resepsi yang kedua kali. Lina sangat emosi mengapa tidak menemaninya. Beberapa bulan kemudian wanita itu kaget dengan sikap dan sifat dari suaminya, memang sifat dan sikap yang asli akan muncul setelah nikah. Perdebatan selalu muncul dalam rumah tangga yang baru dibina itu. Semuanya kekeh dengan asumsinya. Ahirnya merka berdua saling introspeksi, Waktu terus berjalan, Lina harus menatap kedepan untuk membangun sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah dan tentunya melayani suami dengan baik, Wanita itu berharap menjadi istri yang sholihah dan bisa memberikan keturunan untuk suaminya. 2 bulan kemudian Lina hamil tentunya sangat senang dan haru dan suaminya tidak cuek lagi, sifat yang halus, yang perhatian selalu ditunjukan oleh Arif. Suami yang selalu siaga yang sangat dibutuhkan oleh Lina. Permintaan apapun yang keluar dari perempuan yang berbibir mungil itu selalu diberikan.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun