Mohon tunggu...
Valerio Alfre
Valerio Alfre Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Revolusi dari Tempat Tidur

30 Maret 2018   23:48 Diperbarui: 30 Maret 2018   23:56 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Perkembangan jaman yang kian pesat terlebih khususnya pada bidang teknologi dan informasi merupakan suatu energi positif yang memberikan begitu banyak manfaat kepada manusia yang mengunakan teknologi dan informasi tersebut,laju perkembangan jaman membantu manusia meringankan segala pekerjaan serta segala sesuatu bisa dinikmati  dengan sangat muda. 

Perkembangan teknologi dan informasi bukan berarti memberi dampak yang mutlak positif kepada para penggunanya,perkembangan itu sendiri meninggalkan sisi negatif yang perlu di waspadai oleh generasi penerus bangsa dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara.

Di era milenial ini atau lebih di kenal dengan istilah anak jaman now dampak negatif dari perkembangan teknologi dan informasi sangat mempengaruhi generasi muda generasi penerus bangsa ini,smartphone dengan segala akses yang sangat di permudahkan menjadi boomerang yang merusak tatanan kehidupan generasi muda,anak jaman now  yang setiap saat hanya memangku dengan smartphonenya menjadi sangat angkuh untuk membicarakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang kian porak poranda ini.

Smartphone yang dirancang hampir mencapai pada tingkat kesempurnaan justru meninggalkan luka dan bahkan menelanjangi identitas para pemuda bangsa ini,generasi muda yang di harapkan menjadi pelopor perubahan dan menjadi penopang bangsa ini justru menghambah pada kehampaan. Kehampaan itu sendiri bermula dan akan segera terbelenggu pada kebodohan,kemalasan,kegoisan dan karakter para pemuda yang harap-harap cemas.

 Generasi muda jaman sekarang atau anak jaman now secara tidak sadar sedikit demi sedikit menelanjangi identitasnya sebagai agent of change dalam menjalankan negara ini menuju kesejahteraan,hal ini pun tejadi dikarenakan minimnya pengetahuan sejarah atau tumpulnya pemahaman generasi muda dalam mempelajari sejarah bangsa indonesia.

Melihat track record pemuda indonesia yang jaman dulu yakni pernah mencatatkan identitias pemuda dalam buku sejarah bangsa yang mempunyai peran yang begitu besar dalam merebut kemerdekaan bangsa indonesia,dengan kita mengetahui keberadaan pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di harapkan kita sebagai generasi penerus mampu membawa bangsa ini menuju cita-cita mulia.

Tantangan  pemuda generasi penerus saat ini begitu sangat banyak,yang mau tidak mau harus di lawan, musuh utama dan terbesar kita saat ini adalah informasi atau berita HOAX yang sangat kejam dan bahkan telah menjelma menjadi pembunuh nomor satu dalam membecahbelahkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan HOAX juga tak segan-segan memperkosa ideologi bangsa  yang berusaha menghilangkan Pancasila dalam tubuh negara indonesia.

Jika generasi penerus bangsa ini terus di belenggu oleh gadget yang setiap saat di genggamnya maka sebagian besar kekuatan bangsa ini dalam menghadapi musuhnya sudah terkikis dan jatuh lebih dalam lagi menjadi pesimis  tak bermoral untuk bertarung menjaga keutuhan bangsa ini.

Lantas seperti apa layaknya generasi muda  berpartisipasi dalam merawat keutuhan negri ini dari musuh yang ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa? Saya pribadi akan menjawab pertanyaan tersebut adalah perjuangan atau partisipasi kita generasi muda saat ini bukan lagi memikul senjata di medan perang melainkan melalui menekuni minat membaca,dan saya sangat yakin bahwa  membaca merupakan gerbang menuju kebebasan yang terhindar dari segala ancaman,dan membaca merupakan senjata jitu untuk memerangi musuh-musuh yang yang berniat  jahat kepada bangsa indonesia terlebih khusus si pembunuh nomor satu (HOAX).

HOAX yang kian merajalela yang serta membabibutakan umat bangsa ini harus kita lawan bersama-sama,melalui pendapat saya tadi bahwa strategi untuk melawanya adalah membaca.dan dalam pembahasan ini saya mengajak para pemabaca juga untuk melihat buah pemikiran Adolf Hitler dalam bukunya yang berjudul Mein Kampf memaparkan tiga tipe pembaca pada umunya adalah sebagai berikut,yang pertama tipe yang percaya dengan semua yang mereka baca,tipe kedua tipe yang tidak percaya apapun dan tipe yang ketiga adalah tipe yang kritis menguji apa yang mereka baca dan kemudian bisa menilainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun