Mohon tunggu...
Valeri NitoKarandika
Valeri NitoKarandika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perjalan Hidup dan Kepemimpinan Martin Luther King Jr.

30 November 2024   13:21 Diperbarui: 3 Desember 2024   17:25 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Profil

Martin Luther King Jr. lahir 15 Januari 1929 dan meninggal pada tanggal 4 April 1968. King merupakan anak dari Pendeta Martin Luther King, Sr. dan Alberta Williams King. Martin Luther King menempuh dan lulus dari Morehouse College yang jurusannya adalah bidang sosiologi. Martin Luther King Jr adalah seorang pendeta, aktivis, dan pemimpin gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat yang terkenal karena advokasinya terhadap keadilan rasial melalui aksi damai dan tanpa kekerasan.

Ia menjadi simbol perlawanan terhadap diskriminasi rasial dan ketidakadilan sosial, terinspirasi oleh ajaran Mahatma Gandhi. Martin Luther King Jr pernah meraih nobel perdamaian pada tahun 1963.

Selama hidupnya, King telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya dalam memperjuangkan hak-hak sipil, termasuk Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1964. Namun, perjuangannya belum selesai.

Warisan yang ditinggalkan oleh Martin Luther King Jr. sangatlah besar. Ia telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia untuk memperjuangkan keadilan sosial dan persamaan hak. Pidato-pidatonya yang penuh semangat dan visi tentang masa depan yang lebih baik terus menjadi sumber inspirasi bagi generasi-generasi berikutnya. Nilai-nilai yang dianut King, seperti cinta, kasih sayang, dan non-kekerasan, tetap relevan hingga saat ini.

Kehidupan dan Perjuangan Martin Luther King

Martin Luther King awalnya menjadi pendeta di Dexter Avenue Baptist Church di Montgomery, Alabama. Pada saat itu, King sudah menyadari kekuatan dari komunitas gereja dalam melawan ketidakadilan.

Diawali pada 1955, peristiwa Montgomery Bus Boycott menjadi awal bagi King dalam keterlibatannya dalam menggerakkan hak-hak sipil. Peristiwa ini dipicu oleh penangkapan Rosa Parks, yaitu seorang wanita kulit hitam yang menolak memberikan tempat duduknya kepada pria kulit putih. Dari kejadian ini memicu protes yang sangat besar dari komunitas kulit hitam di Montgomery. King yang saat itu menjabat sebagai pendeta di Gereja Baptis Dexter, langsung dipilih untuk memimpin Montgomery Bus Boycott karena kemampuannya untuk dapat berbicara dan reputasinya yang sudah dikenal sebagai pendeta muda yang karismatik. Hasilnya dari boikot yang paling menonjol adalah pencabutan hukum segregasi rasial yang mewajibkan untuk memisahkan tempat duduk di bus umum di Montgomery. Keputusan pengadilan ini menyatakan bahwa hukum tersebut inkonstitusional. Dari boikot ini juga King mendirikan Southern Christian Leadership Conference (SCLC). Organisasi ini menjadi pusat untuk koordinasi dari berbagai aksi protes non-kekerasan di seluruh bagian negara selatan. Organisasi ini memanfaatkan gereja-gereja di Afrika-Amerika untuk memperjuangkan kesetaraan. Martin Luther King Jr. sebagai presiden mulai menyebarkan filosofi non-kekerasan berdasarkan ajaran Mahatma Gandhi.

Kemudian pada tahun 1963, demonstrasi yang dikenal sebagai Birmingham Campaign merupakan salah satu peristiwa penting dalam gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat. Birmingham Campaign ini bertujuan untuk melawan segregasi rasial yang ada di kota Birmingham. Kota Birmingham sangat terkenal rasis, karena adanya kekerasan terhadap orang kulit hitam. Kampanye ini dirancang sebagai aksi damai dari filosofi non-kekerasan Martin Luther King. Jr. Dimulai dari boikot terhadap toko-toko besar yang hanya melayani pelanggan kulit putih, King ditangkap karena melanggar larangan pawai tanpa izin. Selama di penjara, ia menulis “Letter from Birmingham Jail”, yang merupakan dokumen penting untuk menjelaskan dasar moral untuk melawan ketidakadilan. Pada akhirnya, campaign ini menghasilkan kemenangan bagi gerakan hak-hak sipil dan para pemimpin bisnis Birmingham menyetujui beberapa tuntutan seperti penghapusan segregasi di fasilitas umum, perekrutan lebih banyak pekerja kulit hitam, dan pembebasan semua demonstran yang ditahan.

Di tahun 1963, Martin Luther King. Jr menyampaikan pidato yang ikonik yaitu “I Have a Dream”. Isi dari pidato ini berisikan pada Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi AS, yang menjanjikan “kebebasan” dan “hak yang setara” untuk semua warga yang belum terpenuhi.

"I have a dream that one day every valley shall be exalted, every hill and mountain shall be made low, the rough places will be made plain, and the crooked places will be made straight."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun