Mohon tunggu...
Valerine Dwi RD
Valerine Dwi RD Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

hobi saya berubah-ubah, tapi lebih suka diam di rumah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sakit di Balik Cantik

10 November 2022   09:42 Diperbarui: 10 November 2022   09:46 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nita adalah seorang siswi yang menjadi icon di sekolahnya, dia dikenal karena cantik dan penampilannya yang sangat menarik perhatian. Dia selalu menjadi pusat perhatian diantara semua teman-temannya yang lain. Banyak sekali yang mengincar Nita untuk menjadikannya kekasih, semua laki-laki berlomba-lomba untuk mencuri hatinya. Dan Ia yang berhasil mendapatkan hatinya adalah laki-laki yang terlihat mapan dan tampan, soal pintar disimpan belakangan. "Aduh maaf ya, aku ga bisa nerima kamu. yaaa karena kamu bukan tipe aku" ucap nita setiap kali ada yang menyukainya. Kadang kala, Nita mendapat banyak cibiran khususnya dari siswi yang lain, mereka menganggap kalau Nita terlalu jual mahal. Nita sangat berbakat dalam menari tarian tradisional khususnya Tari Ronggeng. Setiap kali dia mengikuti sebuah lomba, dia selalu mendapatkan juara, baik itu juara 1 atau harapan. Sebab itu lah, Nita lebih mengerti make up dan hal-hal yang berurusan dengan kecantikannya yang lain.

Suatu malam, ada seorang penduduk desa yang sedang pergi ke pagelaran tari di balai desa. Ia menonton pagelaran itu dari awal sampai selesai. "Trisna, ngapain disini? cepatlah balik, udah larut malam ini" ucap temannya. "iya, iya tau. tuh tuh penari itu, lihat kan? WADUUUUU cakep meennn" puji trisna yang menggerakkan gestur tubuhnya seperti gjtar Spanyol. "Aduh, kepincut sang penari nih. Kenal ga kamu?" tanya teman Trisna. "Alah, anak kelas XII Bahasa 2 itumah, emang cakep. tapi susahnya bukan maeenn" ucap Trisna. Tak lama dari itu, Trisna dan rombongannya melihat Nita sedang bersama lelaki paruh baya ke sebuah tempat gelap, yang mana hanya mereka berdua saja disana dan tidak boleh ada yang masuk. Pintunya ditutup rapat-rapat, tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, Trisna dan teman-temannya bersembunyi untuk melihat kelanjutan aksi mereka. Seusai keluar dari sana, Nita terlihat sedang menerima uang yang sangat banyak, pipinya yang masih basah oleh air mata itu diusapnya setelah menerima gulungan uang yang sangat banyak. Tanpa aba-aba, Trisna dan teman-temannya itu memikirkan hal yang tidak pantas mereka pikirkan.

Tanpa perintah, berita mengenai Nita semalam pun ramai diperbincangkan banyak orang di sekolah, mulai dari siswa, guru, caraka, satpam, ibu kantin sampai tukang parkir membicarakan kejadian yang dialami Nita tadi malam. Nita yang semula periang, mulai hari itu hanya bisa tertunduk lesu dan Ia diam seribu bahasa. Tidak ada yang bisa Ia ceritakan kepada siapapun, semua orang memandang Nita dengan penuh hina. "Permisi bu, Saya diperintahkan untuk memanggil Nita untuk pergi ke ruang BK" ucap salah satu pengurus OSIS kepada guru yang sedang mengajar di kelas XII Bahasa 2 itu. Tanpa ucapan semangat ataupun dukungan psikologis dari seisi kelas, Nita langsung pergi ke ruangan kramat di sekolah itu. "Ceritakan nak, disini bapak mau dengar bagaimana keadaan aslinya" Bujuk guru BK. Setelah 3 jam berlalu, pihak sekolah termasuk guru, pelapor dan siswa yang lain akhirnya mengetahui apa yang dialami Nita selama ini. Orang tuanya sudah tiada, Ia hidup dengan neneknya yang masih hidup sebatang kara dan penuh kesusahan di usianya yang sudah sangat senja. Nita terpaksa menjadi penari untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya, semalam Nita dipaksa menari di depan banyak sekali lelaki hidung belang demi mendapatkan uang untuk membayar hutang neneknya kepada pemilik sawah yang neneknya garap. Alat rias dan semuanya yang selama ini Nita pakai hanyalah pemikat agar banyak yang menonton pertunjukan tarinya, sehingga Nita bisa membantu sang nenek.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun