Mohon tunggu...
Valerie Josephine
Valerie Josephine Mohon Tunggu... Ilmuwan - FKUI '19

Integritas

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Isu Kedokteran (Kloning)

19 Agustus 2019   20:08 Diperbarui: 19 Agustus 2019   21:09 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jika dilakukan secara besar-besaran, baik terhadap hewan maupun manusia, kloning dapat menurunkan biodiversitas sehingga ekosistem tidak seimbang dan seluruh organisme lebih rentan terkena penyakit. 

Secara moral dan dari perspektif agama, kloning merupakan sebuah proses yang menentang Sang Pencipta dan menurunkan martabat manusia.(2) Hasil kloning seperti embrio, maupun organisme seutuhnya, memiliki kecenderungan besar untuk diperlakukan secara tidak sepantasnya untuk keperluan riset. 

Bisa dipertanyakan, apakah hasil klon itu berguna hanya untuk keperluan riset, atau harus diperlakukan sebagai manusia sama seperti kita. Malpraktik yang membunuh hasil kloning juga bisa saja tidak dianggap besar. Pembuatan bayi unggul yang telah didesain sebelumnya melalui seleksi gen dan kloning bisa menimbulkan perpecahan dalam masyarakat dan konflik yang luas.(3)

Banyak mitos yang beredar di masyarakat bahwa kloning dapat dilakukan secara cepat dan langsung menghasilkan organisme baru sehingga dapat membuat sebuah populasi massal hasil klon. 

Padahal, proses kloning yang menghasilkan sebuah organisme yang sama secara genetis dengan induknya dilakukan melalui 3 tahap yang kompleks, yakni persiapan, peleburan, dan implantasi. Persiapan dilakukan melalui menyeleksi dan mengekstraksi sel yang akan digunakan sebagai induk kloning, misalnya berasal dari kulit. 

Sel ini akan disimpan dengan perlakuan tertentu sehingga berkembang. Selain itu, diekstraksi juga sel ovum yang intinya dibuang terlebih dahulu supaya siap untuk proses kloning. Kemudian, dalam tahap peleburan, energi listrik dipakai untuk memasukkan materi genetik dari sel kulit ke sel telur. Terakhir, ovum dimasukkan ke dalam rahim sehingga organisme baru dapat berkembang.(4) Tahap-tahap ini membutuhkan waktu yang lama serta masih harus dikembangkan lagi.

Secara medis, kloning sangat berguna dalam mengatasi masalah infertilitas, mengurangi insiden penyakit genetis, serta menyediakan sel induk (stem cell) ataupun organ yang cocok untuk terapi induknya. Namun, seperti yang telah dipaparkan di bagian pro dan kontra, perlu juga diperhatikan risiko-risiko yang membayangi serta juga aspek etis dan moral. 

Dengan demikian, masih selalu ada ruang untuk pengembangan kloning melalui riset untuk pengobatan, namun semuanya itu harus dilakukan melalui perilaku etis yang diatur dan dibuat undang-undangnya serta juga menjunjung tinggi martabat manusia.

Referensi:

1. Campbell K. The biotechnology revolution cloning. New York: Britannica Educational Publishing; 2015. Available from: https://www.kobo.com/us/en/ebook/cloning
2. Terec-Vlad L, Terec-Vlad D. Ethical aspects within human cloning. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 2013 Oct 10;92:920-4.
3. James. Embryonic stem cells: advance in medical human cloning. BBC News UK. London; 2013May15;
4. Jones M, Fosbery R, Gregory J, Taylor D. Cambridge international AS and A level biology coursebook. 4th rev. Cambridge; 2014. 93-106p.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun